Judul
Buku : Pers Orde Baru: Tinjauan Isi
Kompas dan Suara Karya
Penerbit
: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Edisi
: Cetakan I, September 2010
Tebal
: xxvi + 155 halaman
Ukuran : 13 x 19 cm
Pers sejatinya merupakan sarana mengkritik dan
pengendali kebijakan pemerintah. Dua institusi besar pers yang ada ketika masa
Orde Baru adalah Kompas dan Suara Karya. Tadinya kedua institusi ini
sama-sama menjadi alat, atau biasa disebut organ partai yang berbeda yang
berkembang pada masa itu. Kompas yang
lahir terlebih dulu daripada Suara Karya,
tadinya berafiliasi dengan Partai Katolik sebelum dihapuskannya keharusan
berafiliasi dengan partai politik. Sedangkan Suara Karya yang lahir pada masa Orde Baru menjadi koran partisan
(koran partai) yang memang dipelopori oleh para simpatisan Partai Golkar.
Buku
yang terdiri dari 3 bagian ini secara lugas memaparkan komparasi antara kedua
institusi pers dan perkembangannya di masa Orde Baru. Di bagian pertama, penulis
mencoba menjelaskan tentang berita utama (headline)
dan tajuk rencana secara umum disertai contoh yang dikutip dari Kompas dan juga Suara Karya. Di bagian ini juga terdapat identifikasi penulis
terhadap penyajian berita utama dan tajuk rencana yang dimuat di kedua
institusi. Disertai penilaian subjektif-objektif terhadap rubrik yang disajikan.
Komparasi
dilakukan dalam berbagai aspek. Mulai dari sumber informasi, ideologi sampai
data perkembangan tahunan yang ada dalam kedua institusi tersebut. Sehingga
pembaca bisa melihat seberapa besar perbedaan dalam kedua media.
Kompas yang
menjadi salah satu koran nasional mengalami masa kejayaannya pada tahun 1986
karena oplah surat kabar ini menembus angka 500.000 eksemplar dan distribusinya
yang merata hampir ke seluruh pelosok Indonesia. Pada perkembangannya, Kompas melakukan ekspansi dengan membuat
jenis usaha yang berbeda. Setidaknya ada 5 jenis usaha selain pers. Di bidang
pers sendiri, Kompas juga
mengembangkan media lain seperti majalah anak-anak, remaja, ibu-ibu, serta
mendirikan harian lokal di berbagai kota.
Sedangkan
Suara Karya yang pada dasarnya
merupakan koran partisan Partai Golkar, perkembangannya tidak sebaik Kompas. Pertambahan oplah Suara Karya sangat kecil, bahkan lebih
sering menurun tajam. Konsumsi terhadap Suara
Karya banyak diserap oleh instansi, bukan oleh masyarakat umum. Sehingga
tidak bisa dibilang bahwa Suara Karya semakin
berkembang pada masa itu.
Penulis
menyajikan data kuantitatif dan kualitatif dengan deskripsi serta penjelasan yang
lengkap dalam mendukung argumennya. Mulai dari data mengenai perkembangan oplah
kedua media, wartawan dan pekerja, sumber informasi, persentase orientasi
realitas dalam beberapa rubrik, dan lain-lain. Terdapat beberapa hal yang
ditekankan oleh penulis yang tampak di beberapa bagian yaitu mengenai orientasi
realitas psikologis dan sosiologis kedua harian.
Walaupun
penggabungan data kualitatif dan kuantitatif memang sulit dilakukan, dalam
studi ini penulis melakukan analisis isi dan membangun pengertian-pengertian
terhadap hasil analisis tersebut. Ditambah dengan tanggapan beberapa tokoh pers
dan teori-teori yang mendukung argumen penulis.
Melalui
buku yang dikembangkan dari tugas akhir (skripsi) ini, kita bisa mencermati
seberapa besar perkembangan pers di masa Orde Baru, terutama dalam institusi Kompas dan Suara Karya. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa maupun
orang yang tertarik dan ingin masuk ke dalam dunia pers. Dengan penggunaan
bahasa yang menarik, penulis juga mendorong kita untuk berlaku kritis dan
bertanggungjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar