Selasa, 20 Desember 2011

Srawung Kampung, foto latihan pentas kesenian Srandul kampung Bumen Kotagede

acara ini bernama Srawung Kampung, sebuah acara puncak dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Muda-Mudi Bumen (MMB), yang bertajuk "Aku Bangga Jadi Anak Kampung" bersama Yayasan Pondok Rakyat (YPR).





He is our teacher, Anter Asmorotedjo, seniman yg luarrrr  biasa nyeni asli kampung Bumen



Look at them, senyum polos anak-anak, gembira dalam berbudaya


Bapak Basis Hargito, pelaku seni




Romantis itu .....

Febriana NH ½ 20 Desember 2011 ½ 20:45


Sore hari di jalan sekitar kantor rektorat UGM, sedikit sinar matahari, ditambah sedikit rintik hujan, ditemani nyala lampu taman. Manis
Jalan kaki santai sendiri di sepanjang trotoar lembah UGM sampai fisipol, pagi hari, cozzy music dengan Maroon 5 – Sunday Morning. Tentram
Kala senja di pelataran McD Sudirman, dengan cola float, bersama banjirnya curahan hati. Langit ungu keemasan, awan terlihat meliuk atraktif menutupi bias sinar matahari yang hampir tenggelam. Indah
Bercengkrama dengan laptop, sendiri, stalking update dan menyelam ke dunia maya. Hedon dengan menghidangkan segelas kopi atau coklat di pojok cafe mahal itu. Tenang
Menghabiskan beberapa jam diatas motor mengelilingi kota Jogja, sejak redup matahari sampai bintang bersinar terang, mulai dari terik sampai rintik. Kita saling bersandar, sejenak mengabaikan etika dan tatap sinis manusia lain. Cinta
Lelah dan ingin segera sampai di rumah, tapi sepanjang jalan itu kau genggam tanganku, ada senyum manis penuh cinta disana, lelah sirna seketika. Rasanya tidak ingin waktu cepat berlalu, malam itu, Desember.. Melayang
Menembus hujan deras malam itu, dingin yang kemudian pergi dengan hangatnya senyuman dan ucapan selamat malam darimu. Hangat
Berdebat tentang semua hal kecil yang baru saja dilakukan. Sampai membuatku jengkel dengan hal-hal sepele itu. Dan kamu lakukan itu hanya denganku. Spesial
Hubungan yang complicated, tapi kamu masih bersedia menjemputku di shelter bus dan mengantarku pulang. Seakan hubungan pertemanan kita biasa saja, mungkin memang biasa saja bagimu. Mengabaikan komitmen terhadap hubungan masing-masing. Tulus
Mengambil gitar, duduk di sampingku, memainkannya dan menyanyikan lagu sambil menatap mataku dalam dengan seutas senyum manis yang rasanya menohok sampai ulu hati. Melting
Mengobrol di malam itu, kemudian kamu sedikit menjauh, merokok. Apa kamu tau, aku sedang ingin berada di dekatmu? Mungkin tidak. Tapi kamu tau, aku tidak suka asap rokok. Gentle
Di depan panggung konser malam itu, aku tau pada akhirnya kamu tidak terlalu menikmati band kesukaanmu, karena menjagaku. Kamu berdiri di samping-belakangku, sama sekali tidak mau menyentuhku. Seakan takut sentuhanmu itu akan membuatku tidak nyaman. Sopan
Kamu masih berdiri di tempat yang sama. Mengamati aku yang sedang asyik berdansa dengan suasana, masih menjagaku. Dan ketika suasana mulai tak terkendali, tepat di sebelah kiriku, kamu memelukku. Menarikku dari kerumunan kacau itu, dan masih memelukku, seakan tidak ada yang boleh mengenaiku sedikitpun. Lalu meminta maaf atas perlindungan yang kamu lakukan tadi. Hmm..
Tahu semua kesukaanku, dan apa yang aku inginkan tanpa aku harus bicara. Susu coklat tanpa gula, pantai. Sesuatu...

*it's about all the things I've do with him and him and him and they and myself :)*

Jumat, 16 Desember 2011

Kamu, bahagiaku


Oleh : Febriana NH

Sendiri, pantai, langit senja..
Selalu memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku,
Kamu yang paling mengerti tentang semua itu,
Tapi ada satu hal lagi yang lebih membuatku bahagia,
kamu..
hadirmu membuat aku tidak bisa merasa sendiri lagi,
tapi itu tidak menjadikan kebagahiaanku hilang,
hadirmu membuat semuanya terasa lengkap
sore itu, di pantai, bersamamu.. Bahagiaku J

desember 2011

Sahabat, Datang dan Hilang #cerpen



Febriana Noor Haryanti 
11/320233/SP/24954
Desember 2011

I wanted you so bad,
I’m so through with it,
Cause honestly you turned out to be the best thing I never had...
Pantai, senja, sendiri dan hanya ditemani lagu The Best Thing I Never Had seperti sekarang. Moment yang tidak bisa terlewatkan tanpa teringat semuannya, teringat kamu..
Semua yang pernah terjadi bersamamu seolah-olah berputar kembali di depanku. Masih ingat betapa manisnya kamu memperlakukan aku, cerewetnya kamu mengingatkan aku agar makan tepat waktu dan kesalnya aku kalau kamu tiba-tiba muncul dan memaksaku menemanimu. Aku masih ingat, semuanya tentang kamu.
“Nindya, menurutmu gimana? Kamu ngerasa keganggu nggak?”
“Keganggu gimana?”
  “Yaa itu.. Aku yakin kamu juga pasti tau kalo temen-temen banyak yang ngomongin hubungan kita. Kamu kayak nggak tau orang-orang aja, nyinyir banget kalo ngomongin orang lain. Kamu ngrasanya gimana sama aku?””
  “Hubungan yang mana? Kita temenan doang, kenapa mereka jadi heboh begitu? Gimana gimana sih, Za? Nggak ngerti deh aku..”
  “Gini deh, perasaan kamu ke aku kayak gimana? Bukannya aku mau gimana gimana yaa, Nin. Tapi yaa kamu tau sendiri lah, kalo orang deket mesti ntar lama kelamaan ada rasa juga kan?”
  “Hahaha apasih kamu Za? Oke deh, aku suka punya temen yang nggak kebanyakan basa-basi kayak kamu gini. Aku pengennya temenan aja sama kamu, nggak lebih. And you?
  “Nahh aku juga nyaman banget temenan sama kamu, Nin. Nggak banyak basa-basi dan menye-menye kayak cewek yang lainnya yang malesin itu. So, kita pure temenan kan??”
“Iyaa.. kita temenan,”
That’s it ! we’re friends, titik. Aku sama Reza, nggak ada hubungan lebih. Reza sebenarnya adalah teman kakakku, aku baru aja mengenal dia ketika kami bertemu dan sama-sama mengerjakan sebuah event yang diadakan oleh EO ternama di Jogja beberapa bulan yang lalu.  Semenjak itu kami semakin dekat. Dan selama itu aku merasa dia selalu ada di saat apapun. Dia selalu bisa mencari cara untuk selalu dekat denganku
Kata orang-orang, Reza deket sama banyak cewek. Dan mereka memperingatkan aku seolah-olah takut aku bakal sakit hati sama dia. Easy guys, aku nggak peduli  dia mau deket sama siapa aja. Yang penting dia selalu ada buat aku, titik. Aku nggak butuh punya pacar yang pada akhirnya seolah-olah punya wewenang untuk mengatur hidupku.
Terkadang Reza cerita tentang beberapa cewek yang lagi deket sama dia. Biasa aja tuh rasanya, toh dia nggak pernah absen sms aku, nggak pernah ‘hilang’ dari aku. Aku juga sering cerita kepada Reza tentang beberapa cowok yang lagi deket sama aku. Juga tentang kakak angatan yang baru-baru ini memberi perhatian lebih kepadaku.
From : 08561414xxxx
Asik looohh jam segini bangun tidur.. Hahaha

To : 08561414xxxx
Terus ajaaaa ngejeknyaaaa :B kebo ah kamu, tidur mulu..

From : 08561414xxxx
Biarin hahaha udah pulang belom? Makan dulu sana

To : 08561414xxxx
Dr tadi kan aku di rumah. Nggak enak badan.. Ntar ah, males hehe

From : 08561414xxxx
Sakit apa? Makan dulu lah.. Atau aku jemput yaa, kita cari yg anget2 yaa biar cepet sembuh. Km tu kalo nggak dipaksa suka males makan begitu

To : 08561414xxxx
Masih flu sama demam dikit doang. Serah kamu deh..
From : 08561414xxxx
Yaudah, aku jemput yaa.. Tunggu bentar, jangan lupa pake jaket, di luar dingin
Beberapa menit kemudian Reza udah sampai di depan rumah. Aku keluar rumah, dan kami pergi ke tempat makan favorit kami. Ralat, dia lebih tepatnya. Setelah berceramah tentang pola makanku yang nggak teratur dan sebagainya, pesanan kami, 2 porsi Sop Ayam, susu coklat panas untukku dan segelas teh hangat datang. Tidak butuh waktu lama, isi mangkuk Reza sudah kosong. Dia diam, tangan dilipat diatas meja dan memperhatikan aku menghabiskan makananku.
   “Apaan sih kamu? Nggak suka dehh lagi makan dipelototin begitu ih..”
  “Pantesan nggak bisa gendut. Tenagamu itu habis buat ngomong, Nin. Hahahah,”
  “Oke deeehh aku diem yaa,”
  “Eeeehh jangan lah.. aku kesepian kalo kamu diem hehe. Udah belom? Yuk jangan lama-lama, kamu lagi sakit,”
  “Sakit apaan? Sehat gini kooook,” jawabku ceria.
  “Halaaaah udah deh. Yuk, abis ini kamu istirahat. Besok kalo udah sembuh, kita ke pantai deeeh,”
Selalu seperti itu. Dia selalu memberikan perhatiannya. Nggak pernah kurang dan nggak berlebihan. Reza selalu ada, nggak pernah ninggalin aku walaupun sebentar saja. Dia juga selalu inget apapun yang aku pengen, hal sekecil apapun itu. Entah dari mana dia tau hal remeh temeh yang aku tulis di twitter ataupun sekedar bercanda saja. Dia yang paling tau aku suka dengan susu coklat, pantai dan lain-lain.
Siang itu, setelah menjemputku di kampus, Reza mengajakku ke pantai. Membayar janjinya dulu yang dia ucapkan sewaktu aku sakit. Setelah sampai di pantai, dia hanya duduk di pasir pinggir pantai dan memperhatikanku bermain-main dengan ombak. Setelah agak capek, aku berjalan menjauhi air dan duduk di sebelah Reza.
“Nindya..” panggil Reza dengan nada memanggil seorang anak kecil.
  “Hmm? Apaan?”
  “Kita bisa temenan terus kan?”
  “Apaan sih maksudnya? Yaa iyalah kita temenan terus..”
  “Hehe yaudah, mastiin aja kalo kamu masih mau temenan sama aku.” Jawabnya santai sambil mengacak rambutku.
  “Hmm kalo aku udah nggak mau temenan sama kamu lagi gimana? Kalo aku nggak mau bales smsmu lagi, trus nggak mau jalan bareng sama kamu lagi?”
  “Yaa nggak bisa gitu.. Pokoknya harus mau. Kalo nggak mau bales sms yaa aku telfon dong.. Gimanapun caranya kamu nggak boleh ngilang dari aku. Kalo perlu sampe manapun bakal aku ikutin terus, Nin.”
  “Idihhh kok lama-lama serem banget sihh kamu, Za? Ckck nggak jadi psycho kan kamu?”
  “Aku bisa loooh jadi psycho gara-gara kamu. Hahahaha”  jawabnya sambil tertawa. Namun jawaban itu juga menjadi sebuah tanda tanya bagiku. Katanya Cuma temenan? Kok tanya-tanya kayak gitu? Dan kalo nggak ketemu sehariiii aja, pasti uda rewel.
  “Berlebihan deh kamu, Za. Katanya Cuma temeeeeenn??”
  “Masa sih? Ah enggak ah biasa aja. Yang penting kamu nggak keganggu sama aku kan? Aku kan juga nggak pernah nglarang-nglarang kamu macem-macem. Tapi yang jelaaaas, aku nggak bakal biarin kamu sedih dan kesepian, Nindya.” Kata Reza dengan raut wajah serius. Aku cuma bisa diem, speechless..
“Tau nggak sekarang aku lagi kecanduan apa, Nin?” tambahnya.
  “Apaan?? Kamu nggak aneh-aneh lagi kan, Za?” jawabku dengan nada yang mulai meninggi.
  “Sabar kenapa sihh? Yaa enggaklah sayaaaaangg.. Aku sekarang kecanduan kamu, dan ini nggak bahaya kok, Hahahaha.”
  “Ahh sialan kamu nih. Apaan tuh manggilnya begitu begitu? Nggak suka deeeehh.”
Dia yang paling tau hal-hal apa saja yang bisa membuatku bahagia. Sendiri, senja dan pantai. Namun ketika dia ada di dekatku, aku merasa dia masih membiarkanku sendiri, berbuat apapun yang aku inginkan, namun dia tidak bersedia membiarkanku kesepian. Bahagia yang sempurna sore ini. Pantai, senja dan tentu saja teman terbaikku, Reza.
Setelah melihat cantiknya senja dan matahari terbenam di pantai itu, Reza mengajakku pulang. Motor yang kami naiki melaju pelan memecah sepinya jalanan yang lengang petang itu. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Seakan menikmati momen ini dengan cara masing-masing. Menikmati rasa saling memiliki yang tulus, dengan landasan pesahabatan. Entah kenapa, aku merasa bahwa Reza nggak akan selamanya ada buat aku. Akan ada suatu waktu ketika dia meninggalkanku, ataupun sebaliknya. Tapi aku nggak berani memikirkan hal-hal itu. Aku terlalu takut untuk membayangkan ketika aku tidak bisa lagi bersandar di bahunya seperti saat ini.
Setelah sampai rumahku, Reza langsung pamit pulang. Sebenarnya nggak pulang juga sih. Kebiasaan rutinnya tiap malem nggak pernah di rumah. Dia baru akan pulang sekitar jam 11 malam. Nggak tau juga apa yang dia kerjain sama temen-temennya. Yang jelas, aku bisa memastikan bahwa dia nggak masuk lagi ke dalam kehidupanya yang dulu. Ini juga yang menjadi salah satu alasanku mengapa aku harus tau dia dimana dengan segala macam pertanyaan remeh itu. Hanya untuk memastikan bahwa dia tidak melakukan hal-hal buruk seperti dulu, kecanduan minuman keras dan lain-lainnya.
Jam 22.30 aku mengirim SMS kepada Reza.
To : 08561414xxxx
Pulangnya jgn malem2 banget loh, km tadi seharian belom pulang
From : 08561414xxxx
Siap laksanakan bu komandan sayaaaang :* Sana tidur.. Besok temenin aku futsal bisa kan, Nin? Trus kita makan eskriiiiim :D
To : 08561414xxxx
Apaan sihh?? -____- nggak ah, ntar aja tidurnya.. Hmm aseeeek!! iya deh. Emang km skrg lg dimana?
Sampai satu jam setelah itu Reza nggak bales SMS. Aku pikir ah udahlah, paling lowbatt atau lagi ngapain. Aku pun kemudian beranjak tidur. Pagi harinya, aneh sekali tumben nggak ada SMS dari Reza sama sekali. Biasanya kalau dia sudah sampai di rumah dan aku udah tidur, dia pasti mengirim SMS sekedar mengucapkan selamat malam atau apapun. Kali ini tidak ada.
Namun sampai sore harinya, Reza tidak memberi kabar. Awalnya aku menganggap hal ini biasa aja, tapi aku juga mulai merasa kuatir dengan Reza. Bukan hanya SMS yang tidak dibalas, handphone-nya juga tidak aktif. Tidak lama kemudian, handphoneku berdering. Aku memandang layar handphoneku, telfon dari Sheila, kakak perempuan Reza. Tumben banget mbak Sheila telfon, biasanya kalo ada perlu paling cuma sms..
  “Halo, kenapa mbak Sheil?”
  “Hmm Nin, kamu sekarang dimana? Ikut aku bentar bisa? Aku jemput ke rumah sekarang yaa..” kata Sheila dengan nada yang sedikit aneh.
  “Iyaa aku di rumah kok, emangnya mau ngapain sih, mbak?”
  “Nggak papa, ntar aja aku jelasin. Yaudah kamu siap-siap, aku kesitu..”
Tuuuuuttt..tuuuuut.... 
Telfon tiba-tiba diputus sebelum aku sempat menanyakan Reza. Ah yaa sudahlah, nanti pasti juga tau. Kemudian aku berganti baju dan bersiap-siap. Tak berapa lama, Sheila sudah sampai di rumahku dan menyuruhku masuk ke mobil. Dia menyetir dalam diam, sama sekali nggak ngomong apapun. Namun raut wajahnya terlihat aneh, cemas tapi masih mencoba tenang. Ternyata dia membawaku ke Rumah sakit.
“Kita ngapain kesini? Siapa yang sakit, mbak? Oh iya, Reza mana??” tanyaku memberondong Sheila. Namun dia masih diam. Aku menjadi panik, tidak tau apa yang harus ku lakukan.
Kami sampai di salah satu kamar VIP di Rumah Sakit tersebut. Sheila mempersilahkan aku masuk dengan raut wajah yang aneh dan mata berkaca-kaca. Ketika aku memasuki kamar tersebut, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Seorang laki-laki tergeletak tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai luka dan alat-alat kedokteran menempel di tubuhnya.
“Nggak.. aku pasti salah lihat. Ini pasti bukan Reza, bukan...” aku berkata sambil terisak. Kemudian setelah itu aku tidak sadar dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap dan pandanganku kabur, kemudian aku pingsan.
Ternyata semalam sewaktu Reza dalam perjalanan pulang, dia mengalami kecelakaan. Dia masih sempat dilarikan ke rumah sakit sampai akhirnya tidak tertolong lagi. Sheila menolong dan menenangkan aku yang lost control. Dia memelukku dan juga terisak.
Iya.. Reza pergi. Reza ninggalin aku sendiri.
“Kamu bohong, Za.. Kamu bilang kamu nggak bakalan ninggalin aku. Mana es krim yang kamu janjiin tadi malem? Seharian ini aku nggak makan loh, kenapa kamu nggak marah-marah? Kapan kita ke pantai lagi? Kamu bohong, Za !!”
Dan disinilah aku sekarang. Menatap matahari terbenam dalam langit senja yang sangat indah. Sendiri, di pantai ini, seperti yang dulu sering aku lakukan, bersama kamu. Sekarang kamu pergi, kamu hal terbaik yang pernah aku temui. Kamu yang selalu ada, namun nggak pernah aku miliki seutuhnya. Kamu yang datang, dan juga mengembalikan kesendirianku lagi.
I know you want me back
It’s time to face tha facts
That I’m the one that’s got away
Lord knows that it would take another place, another time,
Another world, another life
Thank God I found the good in goodbye
(Beyonce – The Best Thing I Never Had)

Rabu, 14 Desember 2011

#tugas PIKOM - Media Baru dan Media Lama (New Media and Old Media)


Nama : Febriana Noor Haryanti
NIM : 11/320236/SP/24954

Ketika kita membicarakan tentang adanya media baru dan media lama, atau biasa disebut dengan istilah new media dan old media, sebenarnya sejak kapan media disebut “lama”? Logikanya, media yang sekarang ini bisa disebut “lama” karena telah hadir media-media yang bisa menggeser sistem media yang dulu pernah ada.
Banyak yang mengemukakan bahwa media lama adalah media yang berkembang pada jaman sebelum globalisasi. Sebenarnya jenis media lama dan baru hampir sama, yaitu tampilan visual saja seperti surat kabar, audio dan audiovisual. Yang menjadi sangat berbeda salahsatunya terletak pada kecepatan dan aktualnya suatu media menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Media lama terdiri dari koran, majalah, dan lain-lain yang termasuk dalam media cetak. Juga radio serta televisi. Sistem kerja media cetak hanya memberikan komunikasi satu arah saja. Kemudian untuk bisa mempermudah interaksi terhadap penerima informasi, di media elektronik seperti radio dan televisi juga tersedia sarana untuk berinteraksi secara langsung.
Informasi yang akan dimuat di media lama seluruhnya dikuasai oleh wartawan dan jurnalis serta orang-orang yang bekerja di bidang tersebut. Sehingga media lama juga merupakan sebuah indistri yang digerakkan untuk memberi informasi, dan kemudian masyarakat akan membelinya untuk mendapatkan informasi tersebut. Dalam media lama, masyarakat tidak bisa secara aktif berperan memberikan informasi. Karena dalam media lama, orang yag berhak melaporkan haruslah orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
Sistematika media lama berangsur-angsur berkurang peminatnya seiring kemajuan teknologi  dalam segala bidang, terutama komunikasi. Media baru perlahan mula digemari. Melalui world wide web, semua orang bisa mengakses informasi yang ada. Kemudahan dan kepraktisan new media ini tentu saja mempermudah masyarakat dalam proses perolehan informasi. Masyarakat tidak perlu lagi membeli koran maupun majalah bila ingin mendapatkan informasi.
Bahkan sekarang, beberapa lembaga media lama juga sudah mulai memanfaatkan kemdahan media baru. Semua orang bisa berbagi informasi tanpa mengeluarkan banyak uang seperti yang terjadi di media lama, serta dalam waktu yang relatif cepat. New media secara tidak langsung mendukung berkembangnya era globalisasi menjadikan dunia ini sempit. Tidak ada lagi kesulitan yang berkaitan dengan jarak dan waktu, karena semuanya dapat diakses dengan media baru yang jauh lebih cepat.
Perkembangan media baru yang begitu cepat pastinya juga akan berdampak terhadap industri media lama. Media lama ditantang untuk membuat inovasi agar tetap bisa bertahan ditengah gempuran media baru di masyarakat.
Adanya media baru sebagai tempat pertukaran informasi yang memungkinkan siapa saja berbagi informasi, baik itu melalui blog, web, twitter dan jajaring sosial yang lain, juga mempunyai beberapa masalah. Murah dan mudahnya akses terhadap media baru menimbulkan beberapa masalah serius, antara lain yaitu plagiarisme terhadap suatu hasil karya orang lain karena tidak adanya keamanan terhadap karyanya tersebut. Sekarang banyak pula terdapat blog maupun web yang tidak mengandung informasi yang berguna bagi masyarakat. Selanjutnya hal-hal tersebut hanya akan menjadi sampah di dunia maya.
Media lama dan media baru di masa sekarang ini seharusnya bisa berjalan selaras. Media baru sebagai media yang “membebaskan” penggunanya untuk berbagi informasi secara ekonomis perlu kita waspadai agar kita tidak terjebak dalam lingkaran plagiarisme serta kesalahan – kesalahan lain atas kurangnya tanggung jawab terhadap isi media tersebut.

Daftar Pustaka :
Diunduh dari http://www.ojr.org/ojr/people/davidwestphal/200910/1784/. Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.05
Diunduh dari http://www.aginc.net/media.htm Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.10
Diunduh dari  http://www.infotoday.com/linkup/lud101505-goldsborough.shtml Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.12

#Tugas PIKOM - Komunikasi sebagai Proses Transmisi, Transaksi dan Sharing Informasi.


Nama : Febriana Noor Haryanti
NIM : 11/320236/SP/24954

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang definisi dan asal kata komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh John R. Wenburg, William E. Wilmoth, Kenneth K. Serenno dan Edward M. Bodaken. Menurut para ahli tersebut, komunikasi terbagi menjadi 3 konseptualitas.[1] Salah satunya adalah Komunikasi sebagai proses transaksi.
Komunikasi sebagai proses transaksi akan terjadi ketika seseorang telah berinteraksi dengan cara menerima ataupun mengartikan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non verbal. Istilah transaksi dalam hal ini berarti terjadi hubungan timbal balik dan keterkaitan antara satu pihak (komunikator) dengan pihak lain (komunikan). Semua unsur di dalam komunikasi transaksi ini saling berkaitan. Sehingga persepsi satu pihak juga bergantung kepada pihak lain, begitu pula sebaliknya. Termasuk juga persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dalam konsep komunikasi transaksi, komunikasi yang dilakukan tidak terbatas oleh komunikasi yang sengaja dilakukan maupun terhadap respon yang diterima. Karena konsep ini menganggap bahwa makna ataupun pemahaman yang kita peroleh bersifat pribadi. Penafsiran yang kita lakukan terhadap perilaku orang lain yang kita terima, baik secara verbal maupun non verbal yang kita kemukakan kepada orang tersebut akan mengubah penafsiran mereka terhadap pesan yang kita sampaikan dan begitu seterusnya. Hal ini menjadikan komunikasi bersifat dinamis karena penafsiran yang dilakukan bisa berubah-ubah.
Yang kedua adalah komunikasi sebagai transmisi. Transmisi dalam konteks ini merupakan bagian dari salah satu konseptualisasi komunikasi yang dikemukakan oleh John R. Wenburg dkk, yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah. Proses ini juga disebut sebagai “definisi berorientasi sumber” oleh Michael Burgoon. Dalam proses ini, berarti komunikasi yang dilakukan bersifat memberi informasi dan pengaruh kepada masyarakat atau orang-orang yang menerima pesan tersebut, sehingga tidak terlalu memerlukan feedback. Seperti yang dikemukakan oleh Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante, “(Komunikasi adalah) transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak.”
Komunikasi sebagai proses sharing informasi juga termasuk proses interaksi yang merupakan bagian dari konseptualisasi komunikasi. Proses ini memerlukan paling tidak 2 pihak yang berperan sebagai pemberi informasi dan pihak lainnya sebagai penerima informasi. Penerima informasi selanjutnya akan memberikan tanggapan yang bisa berupa jawaban verbal maupun non verbal terhadap pesan yang disampaikan.
Ada beberapa hal yang ditekankan pada proses sharing informasi ini. Proses ini masih sangat berorientasi pada sumber dan juga umpan balik (feedback). Kegiatan sharing informasi sekarang ini bisa dilakukan melalui berbagai macam media, mulai dari media cetak maupun televisi. Walaupun jika melalui media cetak kita tidak bisa secara langsung memberikan tanggapan seperti yang sekarang ini bisa dilakukan melalui media televisi dan radio.
            Proses transaksi dan transmisi dalam komunikasi  mempunyai kesamaan, yaitu sama sama memiliki unsur yang membuat keterkaitan dalam prosesnya. Perbedaan proses transaksi dan transmisi dalam komunikasi ini antara lain terletak pada apa saja unsur yang berkaitan dan membentuk proses-proses tersebut. Dalam transmisi, terdapat 5 unsur komunikasi yang saling berkaitan. Yaitu sumber (source), pesan, media, penerima dan efek.[2] Memang perbedaan yang ada antara transaksi dan transmisi tidak begitu besar, namun dalam transaksi tidak terdapat unsur-unsur yang dikalsifikasikan. Dalam proses transaksi, unsur-unsur yang saling berkaitan hanya seputar perspektif pribadi terhadap perilaku orang lain dan lingkungan, begitu juga sebaliknya.
            Sedangkan proses sharing informasi dan transaksi juga sama-sama dikatakan bersifat dinamis. Walaupun juga terdapat beberapa perbedaan, yaitu pada proses sharing informasi, masih dibedakan antara pengirim dan penerima pesan. Juga masih menekankan pada feedback, apakah pesan sudah efektif atau belum dan semacamnya.
            Singkatnya, perbedaan dalam komunikasi sebagai proses transmisi, transaksi dan sharing informasi tidak begitu besar. Sebagai transmisi, komunikasi yang dilakukan secara 2 arah mengakibatkan tidak perlunya ada efek ataupun tanggapan secara langsung.  Komunikasi sebagai interaksi dilakukan antara komunikator dan komunikan yang disertai dengan feedback. Sedangkan komunikasi sebagai proses transaksi merupakan bentuk yang paling dinamis karena bisa terjadi secara sengaja maupun tidak.


Daftar Pustaka :                                                      

Diunduh dari http://www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita _Berkomunikasi.pdf Diunduh pada 12 Desember 2011 pukul 18.00 WIB
Mulyana,  Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.




[1] Dalam Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 67
[2] Menurut Lasswell dalam Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 69