Selasa, 20 Desember 2011

Srawung Kampung, foto latihan pentas kesenian Srandul kampung Bumen Kotagede

acara ini bernama Srawung Kampung, sebuah acara puncak dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Muda-Mudi Bumen (MMB), yang bertajuk "Aku Bangga Jadi Anak Kampung" bersama Yayasan Pondok Rakyat (YPR).





He is our teacher, Anter Asmorotedjo, seniman yg luarrrr  biasa nyeni asli kampung Bumen



Look at them, senyum polos anak-anak, gembira dalam berbudaya


Bapak Basis Hargito, pelaku seni




Romantis itu .....

Febriana NH ½ 20 Desember 2011 ½ 20:45


Sore hari di jalan sekitar kantor rektorat UGM, sedikit sinar matahari, ditambah sedikit rintik hujan, ditemani nyala lampu taman. Manis
Jalan kaki santai sendiri di sepanjang trotoar lembah UGM sampai fisipol, pagi hari, cozzy music dengan Maroon 5 – Sunday Morning. Tentram
Kala senja di pelataran McD Sudirman, dengan cola float, bersama banjirnya curahan hati. Langit ungu keemasan, awan terlihat meliuk atraktif menutupi bias sinar matahari yang hampir tenggelam. Indah
Bercengkrama dengan laptop, sendiri, stalking update dan menyelam ke dunia maya. Hedon dengan menghidangkan segelas kopi atau coklat di pojok cafe mahal itu. Tenang
Menghabiskan beberapa jam diatas motor mengelilingi kota Jogja, sejak redup matahari sampai bintang bersinar terang, mulai dari terik sampai rintik. Kita saling bersandar, sejenak mengabaikan etika dan tatap sinis manusia lain. Cinta
Lelah dan ingin segera sampai di rumah, tapi sepanjang jalan itu kau genggam tanganku, ada senyum manis penuh cinta disana, lelah sirna seketika. Rasanya tidak ingin waktu cepat berlalu, malam itu, Desember.. Melayang
Menembus hujan deras malam itu, dingin yang kemudian pergi dengan hangatnya senyuman dan ucapan selamat malam darimu. Hangat
Berdebat tentang semua hal kecil yang baru saja dilakukan. Sampai membuatku jengkel dengan hal-hal sepele itu. Dan kamu lakukan itu hanya denganku. Spesial
Hubungan yang complicated, tapi kamu masih bersedia menjemputku di shelter bus dan mengantarku pulang. Seakan hubungan pertemanan kita biasa saja, mungkin memang biasa saja bagimu. Mengabaikan komitmen terhadap hubungan masing-masing. Tulus
Mengambil gitar, duduk di sampingku, memainkannya dan menyanyikan lagu sambil menatap mataku dalam dengan seutas senyum manis yang rasanya menohok sampai ulu hati. Melting
Mengobrol di malam itu, kemudian kamu sedikit menjauh, merokok. Apa kamu tau, aku sedang ingin berada di dekatmu? Mungkin tidak. Tapi kamu tau, aku tidak suka asap rokok. Gentle
Di depan panggung konser malam itu, aku tau pada akhirnya kamu tidak terlalu menikmati band kesukaanmu, karena menjagaku. Kamu berdiri di samping-belakangku, sama sekali tidak mau menyentuhku. Seakan takut sentuhanmu itu akan membuatku tidak nyaman. Sopan
Kamu masih berdiri di tempat yang sama. Mengamati aku yang sedang asyik berdansa dengan suasana, masih menjagaku. Dan ketika suasana mulai tak terkendali, tepat di sebelah kiriku, kamu memelukku. Menarikku dari kerumunan kacau itu, dan masih memelukku, seakan tidak ada yang boleh mengenaiku sedikitpun. Lalu meminta maaf atas perlindungan yang kamu lakukan tadi. Hmm..
Tahu semua kesukaanku, dan apa yang aku inginkan tanpa aku harus bicara. Susu coklat tanpa gula, pantai. Sesuatu...

*it's about all the things I've do with him and him and him and they and myself :)*

Jumat, 16 Desember 2011

Kamu, bahagiaku


Oleh : Febriana NH

Sendiri, pantai, langit senja..
Selalu memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku,
Kamu yang paling mengerti tentang semua itu,
Tapi ada satu hal lagi yang lebih membuatku bahagia,
kamu..
hadirmu membuat aku tidak bisa merasa sendiri lagi,
tapi itu tidak menjadikan kebagahiaanku hilang,
hadirmu membuat semuanya terasa lengkap
sore itu, di pantai, bersamamu.. Bahagiaku J

desember 2011

Sahabat, Datang dan Hilang #cerpen



Febriana Noor Haryanti 
11/320233/SP/24954
Desember 2011

I wanted you so bad,
I’m so through with it,
Cause honestly you turned out to be the best thing I never had...
Pantai, senja, sendiri dan hanya ditemani lagu The Best Thing I Never Had seperti sekarang. Moment yang tidak bisa terlewatkan tanpa teringat semuannya, teringat kamu..
Semua yang pernah terjadi bersamamu seolah-olah berputar kembali di depanku. Masih ingat betapa manisnya kamu memperlakukan aku, cerewetnya kamu mengingatkan aku agar makan tepat waktu dan kesalnya aku kalau kamu tiba-tiba muncul dan memaksaku menemanimu. Aku masih ingat, semuanya tentang kamu.
“Nindya, menurutmu gimana? Kamu ngerasa keganggu nggak?”
“Keganggu gimana?”
  “Yaa itu.. Aku yakin kamu juga pasti tau kalo temen-temen banyak yang ngomongin hubungan kita. Kamu kayak nggak tau orang-orang aja, nyinyir banget kalo ngomongin orang lain. Kamu ngrasanya gimana sama aku?””
  “Hubungan yang mana? Kita temenan doang, kenapa mereka jadi heboh begitu? Gimana gimana sih, Za? Nggak ngerti deh aku..”
  “Gini deh, perasaan kamu ke aku kayak gimana? Bukannya aku mau gimana gimana yaa, Nin. Tapi yaa kamu tau sendiri lah, kalo orang deket mesti ntar lama kelamaan ada rasa juga kan?”
  “Hahaha apasih kamu Za? Oke deh, aku suka punya temen yang nggak kebanyakan basa-basi kayak kamu gini. Aku pengennya temenan aja sama kamu, nggak lebih. And you?
  “Nahh aku juga nyaman banget temenan sama kamu, Nin. Nggak banyak basa-basi dan menye-menye kayak cewek yang lainnya yang malesin itu. So, kita pure temenan kan??”
“Iyaa.. kita temenan,”
That’s it ! we’re friends, titik. Aku sama Reza, nggak ada hubungan lebih. Reza sebenarnya adalah teman kakakku, aku baru aja mengenal dia ketika kami bertemu dan sama-sama mengerjakan sebuah event yang diadakan oleh EO ternama di Jogja beberapa bulan yang lalu.  Semenjak itu kami semakin dekat. Dan selama itu aku merasa dia selalu ada di saat apapun. Dia selalu bisa mencari cara untuk selalu dekat denganku
Kata orang-orang, Reza deket sama banyak cewek. Dan mereka memperingatkan aku seolah-olah takut aku bakal sakit hati sama dia. Easy guys, aku nggak peduli  dia mau deket sama siapa aja. Yang penting dia selalu ada buat aku, titik. Aku nggak butuh punya pacar yang pada akhirnya seolah-olah punya wewenang untuk mengatur hidupku.
Terkadang Reza cerita tentang beberapa cewek yang lagi deket sama dia. Biasa aja tuh rasanya, toh dia nggak pernah absen sms aku, nggak pernah ‘hilang’ dari aku. Aku juga sering cerita kepada Reza tentang beberapa cowok yang lagi deket sama aku. Juga tentang kakak angatan yang baru-baru ini memberi perhatian lebih kepadaku.
From : 08561414xxxx
Asik looohh jam segini bangun tidur.. Hahaha

To : 08561414xxxx
Terus ajaaaa ngejeknyaaaa :B kebo ah kamu, tidur mulu..

From : 08561414xxxx
Biarin hahaha udah pulang belom? Makan dulu sana

To : 08561414xxxx
Dr tadi kan aku di rumah. Nggak enak badan.. Ntar ah, males hehe

From : 08561414xxxx
Sakit apa? Makan dulu lah.. Atau aku jemput yaa, kita cari yg anget2 yaa biar cepet sembuh. Km tu kalo nggak dipaksa suka males makan begitu

To : 08561414xxxx
Masih flu sama demam dikit doang. Serah kamu deh..
From : 08561414xxxx
Yaudah, aku jemput yaa.. Tunggu bentar, jangan lupa pake jaket, di luar dingin
Beberapa menit kemudian Reza udah sampai di depan rumah. Aku keluar rumah, dan kami pergi ke tempat makan favorit kami. Ralat, dia lebih tepatnya. Setelah berceramah tentang pola makanku yang nggak teratur dan sebagainya, pesanan kami, 2 porsi Sop Ayam, susu coklat panas untukku dan segelas teh hangat datang. Tidak butuh waktu lama, isi mangkuk Reza sudah kosong. Dia diam, tangan dilipat diatas meja dan memperhatikan aku menghabiskan makananku.
   “Apaan sih kamu? Nggak suka dehh lagi makan dipelototin begitu ih..”
  “Pantesan nggak bisa gendut. Tenagamu itu habis buat ngomong, Nin. Hahahah,”
  “Oke deeehh aku diem yaa,”
  “Eeeehh jangan lah.. aku kesepian kalo kamu diem hehe. Udah belom? Yuk jangan lama-lama, kamu lagi sakit,”
  “Sakit apaan? Sehat gini kooook,” jawabku ceria.
  “Halaaaah udah deh. Yuk, abis ini kamu istirahat. Besok kalo udah sembuh, kita ke pantai deeeh,”
Selalu seperti itu. Dia selalu memberikan perhatiannya. Nggak pernah kurang dan nggak berlebihan. Reza selalu ada, nggak pernah ninggalin aku walaupun sebentar saja. Dia juga selalu inget apapun yang aku pengen, hal sekecil apapun itu. Entah dari mana dia tau hal remeh temeh yang aku tulis di twitter ataupun sekedar bercanda saja. Dia yang paling tau aku suka dengan susu coklat, pantai dan lain-lain.
Siang itu, setelah menjemputku di kampus, Reza mengajakku ke pantai. Membayar janjinya dulu yang dia ucapkan sewaktu aku sakit. Setelah sampai di pantai, dia hanya duduk di pasir pinggir pantai dan memperhatikanku bermain-main dengan ombak. Setelah agak capek, aku berjalan menjauhi air dan duduk di sebelah Reza.
“Nindya..” panggil Reza dengan nada memanggil seorang anak kecil.
  “Hmm? Apaan?”
  “Kita bisa temenan terus kan?”
  “Apaan sih maksudnya? Yaa iyalah kita temenan terus..”
  “Hehe yaudah, mastiin aja kalo kamu masih mau temenan sama aku.” Jawabnya santai sambil mengacak rambutku.
  “Hmm kalo aku udah nggak mau temenan sama kamu lagi gimana? Kalo aku nggak mau bales smsmu lagi, trus nggak mau jalan bareng sama kamu lagi?”
  “Yaa nggak bisa gitu.. Pokoknya harus mau. Kalo nggak mau bales sms yaa aku telfon dong.. Gimanapun caranya kamu nggak boleh ngilang dari aku. Kalo perlu sampe manapun bakal aku ikutin terus, Nin.”
  “Idihhh kok lama-lama serem banget sihh kamu, Za? Ckck nggak jadi psycho kan kamu?”
  “Aku bisa loooh jadi psycho gara-gara kamu. Hahahaha”  jawabnya sambil tertawa. Namun jawaban itu juga menjadi sebuah tanda tanya bagiku. Katanya Cuma temenan? Kok tanya-tanya kayak gitu? Dan kalo nggak ketemu sehariiii aja, pasti uda rewel.
  “Berlebihan deh kamu, Za. Katanya Cuma temeeeeenn??”
  “Masa sih? Ah enggak ah biasa aja. Yang penting kamu nggak keganggu sama aku kan? Aku kan juga nggak pernah nglarang-nglarang kamu macem-macem. Tapi yang jelaaaas, aku nggak bakal biarin kamu sedih dan kesepian, Nindya.” Kata Reza dengan raut wajah serius. Aku cuma bisa diem, speechless..
“Tau nggak sekarang aku lagi kecanduan apa, Nin?” tambahnya.
  “Apaan?? Kamu nggak aneh-aneh lagi kan, Za?” jawabku dengan nada yang mulai meninggi.
  “Sabar kenapa sihh? Yaa enggaklah sayaaaaangg.. Aku sekarang kecanduan kamu, dan ini nggak bahaya kok, Hahahaha.”
  “Ahh sialan kamu nih. Apaan tuh manggilnya begitu begitu? Nggak suka deeeehh.”
Dia yang paling tau hal-hal apa saja yang bisa membuatku bahagia. Sendiri, senja dan pantai. Namun ketika dia ada di dekatku, aku merasa dia masih membiarkanku sendiri, berbuat apapun yang aku inginkan, namun dia tidak bersedia membiarkanku kesepian. Bahagia yang sempurna sore ini. Pantai, senja dan tentu saja teman terbaikku, Reza.
Setelah melihat cantiknya senja dan matahari terbenam di pantai itu, Reza mengajakku pulang. Motor yang kami naiki melaju pelan memecah sepinya jalanan yang lengang petang itu. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Seakan menikmati momen ini dengan cara masing-masing. Menikmati rasa saling memiliki yang tulus, dengan landasan pesahabatan. Entah kenapa, aku merasa bahwa Reza nggak akan selamanya ada buat aku. Akan ada suatu waktu ketika dia meninggalkanku, ataupun sebaliknya. Tapi aku nggak berani memikirkan hal-hal itu. Aku terlalu takut untuk membayangkan ketika aku tidak bisa lagi bersandar di bahunya seperti saat ini.
Setelah sampai rumahku, Reza langsung pamit pulang. Sebenarnya nggak pulang juga sih. Kebiasaan rutinnya tiap malem nggak pernah di rumah. Dia baru akan pulang sekitar jam 11 malam. Nggak tau juga apa yang dia kerjain sama temen-temennya. Yang jelas, aku bisa memastikan bahwa dia nggak masuk lagi ke dalam kehidupanya yang dulu. Ini juga yang menjadi salah satu alasanku mengapa aku harus tau dia dimana dengan segala macam pertanyaan remeh itu. Hanya untuk memastikan bahwa dia tidak melakukan hal-hal buruk seperti dulu, kecanduan minuman keras dan lain-lainnya.
Jam 22.30 aku mengirim SMS kepada Reza.
To : 08561414xxxx
Pulangnya jgn malem2 banget loh, km tadi seharian belom pulang
From : 08561414xxxx
Siap laksanakan bu komandan sayaaaang :* Sana tidur.. Besok temenin aku futsal bisa kan, Nin? Trus kita makan eskriiiiim :D
To : 08561414xxxx
Apaan sihh?? -____- nggak ah, ntar aja tidurnya.. Hmm aseeeek!! iya deh. Emang km skrg lg dimana?
Sampai satu jam setelah itu Reza nggak bales SMS. Aku pikir ah udahlah, paling lowbatt atau lagi ngapain. Aku pun kemudian beranjak tidur. Pagi harinya, aneh sekali tumben nggak ada SMS dari Reza sama sekali. Biasanya kalau dia sudah sampai di rumah dan aku udah tidur, dia pasti mengirim SMS sekedar mengucapkan selamat malam atau apapun. Kali ini tidak ada.
Namun sampai sore harinya, Reza tidak memberi kabar. Awalnya aku menganggap hal ini biasa aja, tapi aku juga mulai merasa kuatir dengan Reza. Bukan hanya SMS yang tidak dibalas, handphone-nya juga tidak aktif. Tidak lama kemudian, handphoneku berdering. Aku memandang layar handphoneku, telfon dari Sheila, kakak perempuan Reza. Tumben banget mbak Sheila telfon, biasanya kalo ada perlu paling cuma sms..
  “Halo, kenapa mbak Sheil?”
  “Hmm Nin, kamu sekarang dimana? Ikut aku bentar bisa? Aku jemput ke rumah sekarang yaa..” kata Sheila dengan nada yang sedikit aneh.
  “Iyaa aku di rumah kok, emangnya mau ngapain sih, mbak?”
  “Nggak papa, ntar aja aku jelasin. Yaudah kamu siap-siap, aku kesitu..”
Tuuuuuttt..tuuuuut.... 
Telfon tiba-tiba diputus sebelum aku sempat menanyakan Reza. Ah yaa sudahlah, nanti pasti juga tau. Kemudian aku berganti baju dan bersiap-siap. Tak berapa lama, Sheila sudah sampai di rumahku dan menyuruhku masuk ke mobil. Dia menyetir dalam diam, sama sekali nggak ngomong apapun. Namun raut wajahnya terlihat aneh, cemas tapi masih mencoba tenang. Ternyata dia membawaku ke Rumah sakit.
“Kita ngapain kesini? Siapa yang sakit, mbak? Oh iya, Reza mana??” tanyaku memberondong Sheila. Namun dia masih diam. Aku menjadi panik, tidak tau apa yang harus ku lakukan.
Kami sampai di salah satu kamar VIP di Rumah Sakit tersebut. Sheila mempersilahkan aku masuk dengan raut wajah yang aneh dan mata berkaca-kaca. Ketika aku memasuki kamar tersebut, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Seorang laki-laki tergeletak tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai luka dan alat-alat kedokteran menempel di tubuhnya.
“Nggak.. aku pasti salah lihat. Ini pasti bukan Reza, bukan...” aku berkata sambil terisak. Kemudian setelah itu aku tidak sadar dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap dan pandanganku kabur, kemudian aku pingsan.
Ternyata semalam sewaktu Reza dalam perjalanan pulang, dia mengalami kecelakaan. Dia masih sempat dilarikan ke rumah sakit sampai akhirnya tidak tertolong lagi. Sheila menolong dan menenangkan aku yang lost control. Dia memelukku dan juga terisak.
Iya.. Reza pergi. Reza ninggalin aku sendiri.
“Kamu bohong, Za.. Kamu bilang kamu nggak bakalan ninggalin aku. Mana es krim yang kamu janjiin tadi malem? Seharian ini aku nggak makan loh, kenapa kamu nggak marah-marah? Kapan kita ke pantai lagi? Kamu bohong, Za !!”
Dan disinilah aku sekarang. Menatap matahari terbenam dalam langit senja yang sangat indah. Sendiri, di pantai ini, seperti yang dulu sering aku lakukan, bersama kamu. Sekarang kamu pergi, kamu hal terbaik yang pernah aku temui. Kamu yang selalu ada, namun nggak pernah aku miliki seutuhnya. Kamu yang datang, dan juga mengembalikan kesendirianku lagi.
I know you want me back
It’s time to face tha facts
That I’m the one that’s got away
Lord knows that it would take another place, another time,
Another world, another life
Thank God I found the good in goodbye
(Beyonce – The Best Thing I Never Had)

Rabu, 14 Desember 2011

#tugas PIKOM - Media Baru dan Media Lama (New Media and Old Media)


Nama : Febriana Noor Haryanti
NIM : 11/320236/SP/24954

Ketika kita membicarakan tentang adanya media baru dan media lama, atau biasa disebut dengan istilah new media dan old media, sebenarnya sejak kapan media disebut “lama”? Logikanya, media yang sekarang ini bisa disebut “lama” karena telah hadir media-media yang bisa menggeser sistem media yang dulu pernah ada.
Banyak yang mengemukakan bahwa media lama adalah media yang berkembang pada jaman sebelum globalisasi. Sebenarnya jenis media lama dan baru hampir sama, yaitu tampilan visual saja seperti surat kabar, audio dan audiovisual. Yang menjadi sangat berbeda salahsatunya terletak pada kecepatan dan aktualnya suatu media menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Media lama terdiri dari koran, majalah, dan lain-lain yang termasuk dalam media cetak. Juga radio serta televisi. Sistem kerja media cetak hanya memberikan komunikasi satu arah saja. Kemudian untuk bisa mempermudah interaksi terhadap penerima informasi, di media elektronik seperti radio dan televisi juga tersedia sarana untuk berinteraksi secara langsung.
Informasi yang akan dimuat di media lama seluruhnya dikuasai oleh wartawan dan jurnalis serta orang-orang yang bekerja di bidang tersebut. Sehingga media lama juga merupakan sebuah indistri yang digerakkan untuk memberi informasi, dan kemudian masyarakat akan membelinya untuk mendapatkan informasi tersebut. Dalam media lama, masyarakat tidak bisa secara aktif berperan memberikan informasi. Karena dalam media lama, orang yag berhak melaporkan haruslah orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
Sistematika media lama berangsur-angsur berkurang peminatnya seiring kemajuan teknologi  dalam segala bidang, terutama komunikasi. Media baru perlahan mula digemari. Melalui world wide web, semua orang bisa mengakses informasi yang ada. Kemudahan dan kepraktisan new media ini tentu saja mempermudah masyarakat dalam proses perolehan informasi. Masyarakat tidak perlu lagi membeli koran maupun majalah bila ingin mendapatkan informasi.
Bahkan sekarang, beberapa lembaga media lama juga sudah mulai memanfaatkan kemdahan media baru. Semua orang bisa berbagi informasi tanpa mengeluarkan banyak uang seperti yang terjadi di media lama, serta dalam waktu yang relatif cepat. New media secara tidak langsung mendukung berkembangnya era globalisasi menjadikan dunia ini sempit. Tidak ada lagi kesulitan yang berkaitan dengan jarak dan waktu, karena semuanya dapat diakses dengan media baru yang jauh lebih cepat.
Perkembangan media baru yang begitu cepat pastinya juga akan berdampak terhadap industri media lama. Media lama ditantang untuk membuat inovasi agar tetap bisa bertahan ditengah gempuran media baru di masyarakat.
Adanya media baru sebagai tempat pertukaran informasi yang memungkinkan siapa saja berbagi informasi, baik itu melalui blog, web, twitter dan jajaring sosial yang lain, juga mempunyai beberapa masalah. Murah dan mudahnya akses terhadap media baru menimbulkan beberapa masalah serius, antara lain yaitu plagiarisme terhadap suatu hasil karya orang lain karena tidak adanya keamanan terhadap karyanya tersebut. Sekarang banyak pula terdapat blog maupun web yang tidak mengandung informasi yang berguna bagi masyarakat. Selanjutnya hal-hal tersebut hanya akan menjadi sampah di dunia maya.
Media lama dan media baru di masa sekarang ini seharusnya bisa berjalan selaras. Media baru sebagai media yang “membebaskan” penggunanya untuk berbagi informasi secara ekonomis perlu kita waspadai agar kita tidak terjebak dalam lingkaran plagiarisme serta kesalahan – kesalahan lain atas kurangnya tanggung jawab terhadap isi media tersebut.

Daftar Pustaka :
Diunduh dari http://www.ojr.org/ojr/people/davidwestphal/200910/1784/. Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.05
Diunduh dari http://www.aginc.net/media.htm Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.10
Diunduh dari  http://www.infotoday.com/linkup/lud101505-goldsborough.shtml Diunduh tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.12

#Tugas PIKOM - Komunikasi sebagai Proses Transmisi, Transaksi dan Sharing Informasi.


Nama : Febriana Noor Haryanti
NIM : 11/320236/SP/24954

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang definisi dan asal kata komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh John R. Wenburg, William E. Wilmoth, Kenneth K. Serenno dan Edward M. Bodaken. Menurut para ahli tersebut, komunikasi terbagi menjadi 3 konseptualitas.[1] Salah satunya adalah Komunikasi sebagai proses transaksi.
Komunikasi sebagai proses transaksi akan terjadi ketika seseorang telah berinteraksi dengan cara menerima ataupun mengartikan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non verbal. Istilah transaksi dalam hal ini berarti terjadi hubungan timbal balik dan keterkaitan antara satu pihak (komunikator) dengan pihak lain (komunikan). Semua unsur di dalam komunikasi transaksi ini saling berkaitan. Sehingga persepsi satu pihak juga bergantung kepada pihak lain, begitu pula sebaliknya. Termasuk juga persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dalam konsep komunikasi transaksi, komunikasi yang dilakukan tidak terbatas oleh komunikasi yang sengaja dilakukan maupun terhadap respon yang diterima. Karena konsep ini menganggap bahwa makna ataupun pemahaman yang kita peroleh bersifat pribadi. Penafsiran yang kita lakukan terhadap perilaku orang lain yang kita terima, baik secara verbal maupun non verbal yang kita kemukakan kepada orang tersebut akan mengubah penafsiran mereka terhadap pesan yang kita sampaikan dan begitu seterusnya. Hal ini menjadikan komunikasi bersifat dinamis karena penafsiran yang dilakukan bisa berubah-ubah.
Yang kedua adalah komunikasi sebagai transmisi. Transmisi dalam konteks ini merupakan bagian dari salah satu konseptualisasi komunikasi yang dikemukakan oleh John R. Wenburg dkk, yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah. Proses ini juga disebut sebagai “definisi berorientasi sumber” oleh Michael Burgoon. Dalam proses ini, berarti komunikasi yang dilakukan bersifat memberi informasi dan pengaruh kepada masyarakat atau orang-orang yang menerima pesan tersebut, sehingga tidak terlalu memerlukan feedback. Seperti yang dikemukakan oleh Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante, “(Komunikasi adalah) transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak.”
Komunikasi sebagai proses sharing informasi juga termasuk proses interaksi yang merupakan bagian dari konseptualisasi komunikasi. Proses ini memerlukan paling tidak 2 pihak yang berperan sebagai pemberi informasi dan pihak lainnya sebagai penerima informasi. Penerima informasi selanjutnya akan memberikan tanggapan yang bisa berupa jawaban verbal maupun non verbal terhadap pesan yang disampaikan.
Ada beberapa hal yang ditekankan pada proses sharing informasi ini. Proses ini masih sangat berorientasi pada sumber dan juga umpan balik (feedback). Kegiatan sharing informasi sekarang ini bisa dilakukan melalui berbagai macam media, mulai dari media cetak maupun televisi. Walaupun jika melalui media cetak kita tidak bisa secara langsung memberikan tanggapan seperti yang sekarang ini bisa dilakukan melalui media televisi dan radio.
            Proses transaksi dan transmisi dalam komunikasi  mempunyai kesamaan, yaitu sama sama memiliki unsur yang membuat keterkaitan dalam prosesnya. Perbedaan proses transaksi dan transmisi dalam komunikasi ini antara lain terletak pada apa saja unsur yang berkaitan dan membentuk proses-proses tersebut. Dalam transmisi, terdapat 5 unsur komunikasi yang saling berkaitan. Yaitu sumber (source), pesan, media, penerima dan efek.[2] Memang perbedaan yang ada antara transaksi dan transmisi tidak begitu besar, namun dalam transaksi tidak terdapat unsur-unsur yang dikalsifikasikan. Dalam proses transaksi, unsur-unsur yang saling berkaitan hanya seputar perspektif pribadi terhadap perilaku orang lain dan lingkungan, begitu juga sebaliknya.
            Sedangkan proses sharing informasi dan transaksi juga sama-sama dikatakan bersifat dinamis. Walaupun juga terdapat beberapa perbedaan, yaitu pada proses sharing informasi, masih dibedakan antara pengirim dan penerima pesan. Juga masih menekankan pada feedback, apakah pesan sudah efektif atau belum dan semacamnya.
            Singkatnya, perbedaan dalam komunikasi sebagai proses transmisi, transaksi dan sharing informasi tidak begitu besar. Sebagai transmisi, komunikasi yang dilakukan secara 2 arah mengakibatkan tidak perlunya ada efek ataupun tanggapan secara langsung.  Komunikasi sebagai interaksi dilakukan antara komunikator dan komunikan yang disertai dengan feedback. Sedangkan komunikasi sebagai proses transaksi merupakan bentuk yang paling dinamis karena bisa terjadi secara sengaja maupun tidak.


Daftar Pustaka :                                                      

Diunduh dari http://www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita _Berkomunikasi.pdf Diunduh pada 12 Desember 2011 pukul 18.00 WIB
Mulyana,  Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.




[1] Dalam Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 67
[2] Menurut Lasswell dalam Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 69

Kamis, 24 November 2011

Rabu, 09 November 2011

INTERNAL AND EXTERNAL SOVEREIGNITY OF INDONESIA

#Tugas UTS Pengantar Ilmu Politik
Yogyakarta, 2 November 2011

A. Kedaulatan Negara
Menurut Prof. Miriam Budiarjo (2008:17), negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memilki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Di dalam negara, kita mengenal sistem politik yang pada hakekatnya mengatur masyarakat agar tercipta kehidupan yang lebih baik. Politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan masalah kekuasaaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution). Walaupun tidak jarang kekuasaan yang digunakan oleh pemerintah dalam mengambil keputusan menimbulkan konflik di dalam masyarakat.
Pendapat yang menekankan bahwa negara merupakan inti politik antara lain dikemukakan oleh Roger F. Soltau (1961:4), Political science is the study of the state, its aim and purpose ..... the institutions by which these are going to be realize, its relation with its individual members, and other state.[1] Sebuah wilayah dan sekelompok masyarakat bisa disebut menjadi negara bila telah memenuhi unsur-unsur kenegaraan yang terdiri dari :
1. Wilayah.
Suatu negara harus mempunyai daerah tertentu dibawah kekuasaannya dan memiliki batas-batas yang jelas dengan wilayah diluar kekuasaannya. Wilayah yang dimaksudkan disini meliputi wilayah darat, laut di sekitarnya serta angkasa di atasnya. Bahkan sekarang ini batas wilayah kekuasaan laut suatu negara sampai 200 mil sebagai Zona Ekonomi Eksklusif.
2. Penduduk
Di beberapa sumber yang saya baca, penduduk yang bersepakat membentuk suatu negara adalah kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kecenderungan latar belakang historis yang sama, kesamaan bahasa, suku bangsa, dan tujuan yang sama sehingga membentuk sebuah integritas yang baik. Indonesia sendiri merupakan sebuah negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, ras, agama, bahasa dan kebudayaan. Namun dapat tetap bersatu dibawah payung ideologi Pancasila.
3. Pemerintah
Berfungsi untuk mengatur jalannya pemerintahan dan administrasi negara. Pemerintah merupakan wakil dari rakyat yang bertugas untuk membuat keputusan-keputusan dan perundang-undangan yang sifatnya mengikat seluruh masyarakat dalam suatu negara tersebut. Di Indonesia, pemerintah terdiri dari lembaga eksekutif (presiden), legislatif dan yudikatif.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. [2] Kedaulatan terdiri dari 2 macam, yaitu kedaulatan ke dalam (internal sovereignity) yang dapat memaksa seluruh penduduk untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut.
Kedaulatan kedalam negara Indonesia tampak di tujuan negara yang terangkum dalam Pembukaan UUD 1945. Kedaulatan kedalam suatu negara bertujuan untuk mencapai tujuan negara dan mengatur penduduknya tanpa adanya campur tangan dari negara lain. Kedaulatan keluar (external sovereignity) bertujuan untuk menjaga martabat negara dan mempertahankan keutuhan negara dari serangan negara lain.
Beberapa hal tersebut diatas merupakan syarat terbentuknya suatu negara. Sejak jaman dahulu, masalah yang sering terjadi adalah masalah kedaulatan. Permasalahan kedaulatan mencakup 3 unsur negara lainnya. Berawal dari pemerintahan yang tidak bisa menjalankan negara dengan baik, kemudian adanya negara lain yang berusaha merebut dan mengakui wilayah negara lain sebagai wilayah negaranya, sampai konflik internal penduduk di dalam negara itu sendiri.
B. Kedaulatan ke dalam dan contoh permasalahan
“Kedaulatan wilayah ..... meliputi hak eksklusif untuk menunjukkan kegiatan sebagai suatu negara. Hak ini mempunyai akibat wajar, yaitu kewajiban : kewajiban melindungi hak negara-negara lain dalam wilayah itu ..... kedaulatan wilayah tidak dapat membatasi diri dari sisi lain; karena kedaulatan ini gunanya untuk membaggi antara bangsa-bangsa tempat di mana aktivitas manusia dilakukan...” [3]
Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari 33 provinsi dan mempunyai keragaman suku bangsa, bahasa, adat dan kebudayaan lainnya. Kemajemukan yang terjadi di negara ini tentu saja bisa menjadi sebuah konflik bila terjadi benturan kepentingan maupun ketidakpuasan di dalam tubuh masyarakat. Kewajiban negara untuk menciptakan keselarasan dan menguatkan integrasi antar masyarakat agar tidak terjadi perpecahan.
Mendalami kebudayaan yang menjadi kepribadian nasional manjdi hal penting yang harus dilakukan. Karena pada jaman globalisasi ini, teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat maju. Seperti yang dikemukakan oleh C.P.F. Luhulima (2005:139), teknologi informasi dan komunikasi modern meniadakan batasan-batasan bagi mobilitas faktor-faktor yang sudah mengglobal yang tadinya dibatasi secara ketat oleh ruang dan waktu. Hal ini menjadi ancaman baru bagi kedaulatan negara. Karena bukan hanya permasalahan pelanggaran kedaulatan secara langsung yang dilakukan oleh negara lain terhadap wilayah negara kita, namun juga masalah degradasi ideologi yang menggerus budaya asli masyarakat.
Informasi dan budaya baru dari luar negeri yang memberondong masyarakat Indonesia saat ini menjadi trend di kalangan masyarakat. Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya latah atau gagap dengan kebudayaan baru yang masuk tersebut. Banyak masyarakat yang ingin mengikuti trend baru yang sebenarnya bukan bagian dari budaya bangsa.
Beberapa contoh latahnya masyarakat Indonesia saat ini antara lain tentang budaya pergaulan dan tergesernya nilai moral yang dahulu sangat dijunjung tinggi. Hubungan antara pria dan wanita sudah sangat melampaui batas. Bahkan dalam suatu kesempatan, Iip Wijayanto mengungkapkan hasil penelitian dan surveynya yang menyimpulkan bahwa 97% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan.[4] Hasil survey ini tentu saja mengagetkan masyarakat. Bahkan banyak pihak yang meragukan hasil survey tersebut.
Budaya luar negeri yang juga baru-baru ini masuk di Indonesia adalah peringatan Halloween. Halloween diperingati setiap tanggal 31 Oktober biasanya dengan pesta kostum hantu dan lain-lain. Masyarakat Indonesia sendiri mungkin tidak banyak yang tahu makna Halloween. Mereka hanya ikut-ikutan merayakan dengan berpesta sepanjang malam. Ironisnya lagi, halloween yang hampir bersamaan dengan hari Sumpah Pemuda malah lebih meriah daripada peringatan Sumpah Pemuda itu sendiri. [5]
Masalah kedaulatan di dalam tubuh negara Indonesia yang lainnya dan menimbulkan konflik secara langsung adalah permasalahan di Irian Jaya. Permasalahan sejak jaman sebelum kemerdekaan sampai sekarang ini yang semakin kompleks membuat daerah ini sangat rawan terjadi konflik. Mantan Gubernur Papua Barnabas Suebu menilai, permasalahan Papua berakar dari berbagai pengalaman traumatis yang dialami penduduk asli Papua dalam jangka waktu lama yang disebabkan ketidakadilan dan pelanggaran HAM sejak Papua kembali ke Indonesia.[6]
Permasalahan berlanjut hingga masalah kontrak kerja dengan PT. Freeport Indonesia. Freeport telah mengadakan ekspedisi dan penelitian di Papua sejak tahun 1936. Kemudian pada tahun 1967 terjadi penandatanganan Kontrak Karya untuk masa 30 tahun, yang menjadikan PTFI sebagai kontraktor eksklusif tambang Ertsberg di atas wilayah 10 km persegi. Tahun 1991 Penandatanganan Kontrak Karya baru dengan masa berlaku 30 tahun berikut dua kali perpanjangan 10 tahun ditandatangani bersama Pemerintah Indonesia.[7] Penandatanganan kontrak ini terjadi pada masa kepemimpinan Presidenan Suharto. Banyak pihak yang menuduh bahwa telah terjadi KKN dibalik ditandatanganinya kontrak tersebut.
Di Amerika Serikat, Freeport McMoran Copper & Gold diadukan ke departemen kehakiman negara adidaya tersebut atas dugaan pelanggaran Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) atau UU Praktik Korupsi di Luar Negeri yang dilakukan anak perusahaannya, PT Freeport Indonesia.[8] Dugaan beberapa instansi Kepolisian setempat sampai instansi tingkat nasional mendapatkan jatah setiap bulannya dari PT. Freeport Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan sebuah gerakan dari sebagian masyarakat Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Pemerintah sendiri menentang gerakan separatis yang ada di Papua maupun di daerah-daerah lain di Indonesia. Karena seringnya terjadi baku tembak antara aparat dan anggota OPM, organisasi tersebut seringkali tertuduh sebagai pelaku penembakan terhadap aparat, pekerja PT. Freeport maupun masyarakat sipil di Papua lainnya.
Pada tanggal 7 dan 8 September 2011 yang lalu, telah diselenggarakan Pacific Island Forum atau forum Negara-Negara Pasifik di Auckland, Selandia Baru yang diikuti dengan forum dialog lanjutan pada tanggal 9 September 2011 dimana Indonesia hadir bersama 13 negara Pasifik lainnya dalam Post Forum Dialogue (PFD). Namun ada hal yang menarik dalam konferensi ini dimana Organisasi Papua Merdeka (OPM) secara intens dari tahun ke tahun berupaya memainkan perannya dengan mempengaruhi Negara-negara di Pasifik untuk memasukkan OPM sebagai observer dalam forum PIF. [9]
Gerakan separatis seperti ini muncul karena kekecewaan masyarakat Papua terhadap pemerintah Indonesia terkait pemindahan kekuasaan dari Belanda kepada pemerintah Indonesia. Kemudian adanya penandatanganan Perjanjian New York antara pemerintah Belanda dan Indonesia yang sama sekali tidak melibatkan masyarakat Papua sebagai wakil dari daerah yang disengketakan. Pembangunan wilayah di Papua juga sangat tertinggal dibandingkan wilayah lain di Indonesia, padahal Papua kaya akan sumber daya alam dan terjadi eksploitasi besar-besaran. Sumber daya alam melimpah ruah, namun masyarakatnya tetap miskin dan terbelakang.
C. Kedaulatan keluar dan permasalahannya
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kurang lebih 17.508 pulau yang tersebar di seluruh wilayah. Luas perairan Indonesia hampir 3 kali lebih luas daripada luas daratannya. Menjaga dan mengamankan wilayah seluas itu tentu bukan perkara mudah bagi Angkatan Laut, Darat maupun Udara. Patroli yang rutin dilakukan di perbatasan mengantisipasi kemungkinan masuknya warga asing dari negara lain untuk melanggar batas teritorial negara. Namun dengan armada yang tidak sebanding dengan luasnya wilayah Indonesia, terkadang masih dapat kita dengar berita tentang pelanggaran batas wilayah yang dilakukan oleh negara tetangga. Seperti yang dikemukakan oleh A. H. Nasution (1964:91), Berhubung keadaan geografis tanah air, yang luas dan terpisah-pisah, maka tentara kita yang sederhana dalam 10 a 15 tahun yang akan datang, harus melakukan pertahanan yang regional.
Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga. Baik batas darat maupun laut. Di wilayah utara, laut Indonesia berbatas langsung dengan Singapura, Malaysia, dll. Dan di Pulau Kalimantan berbatasan darat juga dengan Malaysia. Di wilayah selatan, Indonesia berbatasan dengan Timor-timor yang dahulu menjadi bagian dai NKRI dan Australia. Sedangkan di wilayah timur Irian Jaya berbatasan dengan Papua Nugini.
A.T. Mahan mengatakan bahwa pengembangan kekuasaan negara lebih mudah dilakukan melalui lautan daripada darat.[10] Namun, menurut saya pendapat ini hanya dapat berlaku ketika suatu negara hendak melakukan ekspansi terhadap negara lain, bukan bertujuan untuk sekedar mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negaranya. Dan Indonesia tidak akan melakukan ekspansi terhdap negara lain. Menjaga keutuhan wilayahnya sendiri saja masih belum bisa, apalagi melakukan perluasan wilayah?
Permasalahan kedaulatan Republik Indonesia juga nampak di perbatasan wilayah dengan negara tetangga, terutama Malaysia. Sejak masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia sudah memiliki konflik dengan Malaysia yang mengakibatkan pemutusan hubungan diplomatik kedua negara. Dan ketika PBB memutuskan menetapkan Malaysia sebagai anggota tidak tetap dewwan keamanan PBB, tahun 1965 Indonesia memutuskan keluar dari keanggotaannya di PBB. Hubungan Indonesia-Malaysia berangsur baik sejak masa kepemimpinan Presiden Suharto.
Pada masa kepemimpian Presiden Megawati, konflik Malaysia-Indonesia juga terjadi. Bahkan Indonesia harus kehilangan 2 pulau yaitu Sipadan dan Ligitan yang diakui oleh Malaysia. Pada sidang tanggal 17 Desember 2002 yang dimulai pukul 10.00 waktu Den Haag, atau pukul 16.00 WIB, Mahkamah Internasional telah mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia.[11]
Sengketa dengan Malaysia belum usai, perbatasan darat di Pulau Kalimantan kabarnya juga bermasalah. Banyak pihak yang melaporkan bahwa Malaysia memindah patok atau tanda pembatas wilayah RI-Malaysia dengan cara menanam pohon dan komoditas lainnya yang semakin lama semakin memasuki wilayah Indonesia. Di beberapa tempat, patok penanda batas RI-Malaysia sudah terkena abrasi air laut sehingga sekarang sudah hilang. Daerah Camar Bulan dan Tanjung Datu juga dianggap rawan terhadap pencaplokan yang dilakukan Malaysia. Namun untuk daerah ini, Malaysia belum berani bertindak secara terang-terangan.
Daerah Ambalat yang sekarang ini juga sedang hangat diperbincangkan, ternyata menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Kawasan perairan Ambalat menyimpan kandungan minyak dan gas bumi dalam jumlah besar. Satu titik tambang di Ambalat menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun kaki kubik gas.[12] Walaupun Malaysia masih mengakui Ambalat sebagai bagian dari NKRI, terkadang petugas patroli Indonesia mengetahui kapal milik Diraja Malaysia memasuki wilayah tersebut.
Bahkan pada 13 Agustus 2010, ada 7 nelayan Malaysia yang tertangkap petugas Indonesia karena memasuki wilayah Indonesia. Namun, Polisi Malaysia bersikeras ingin membebaskan nelayan tersebut. Akhirnya, 7 nelayan Malaysia dibawa ke Dermaga Dit Pol Air Polda Kepulauan Riau Sekupang Batam tetapi sebagai gantinya, 3 petugas Kelautan dan Perikanan Indonesia juga dibawa oleh Polisi Malaysia.
Bukan hanya masalah daerah perbatasan dan pencaplokan wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia, namun juga pengakuan terhadap kebudayaan asli Indonesia. Mulai dari makanan, lagu, tarian dan kesenian lainnya. Beberapa tahun yang lalu, kisruh masalah Angklung, alat musik tradisional Indonesia asli Jawa Barat yang diakui oleh Malaysia. Kemudian batik, kain tradisional Indonesia yang sekarang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Yang belum lama ramai dibicarakan adalah kesenian Reog Ponorogo yang diklaim dimiliki oleh Malaysia. Juga banyak hal lainnya yang mungkin tidak dipublikasi kepada masyarakat umum.
Apakah perlu Indonesia mengibarkan bendera perang dengan Malaysia dan merubah sistem Politik yang selama ini bebas aktif agar memiliki dukungan dari negara besar? Karena pada dasarnya, Politik luar negeri setiap bangsa yang berperang ialah untuk mendapat negara kawan yang sebanyak mungkin dan negara lawan sedikit mungkin , sambil yang sebaliknya bagi lawan.[13]
D. Identifikasi Penyebab Permasalahan Kedaulatan
Masalah yang berkaitan dengan stabilitas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa dikaji dalam 2 faktor. Yang pertama dari faktor intern (dari dalam masyarakat sendiri) dan ekstern (dari luar masyarakat).
Faktor dari dalam masyarakat untuk permasalahan di Papua, konflik disebabkan oleh berbagai macam permasalahan yang menumpuk sejak jaman awal kemerdekaan. Antara lain kekecewaan masyarakat Papua terhadap pemerintah Indonesia ketika terjadi sengketa antara RI dan Belanda. Banyak terjadi pelanggaran HAM dan tentara-tentara (ABRI) yang ditempatkan di daerah Papua dirasa sewenang-wenang terhadap masyarakat setempat. Serta peristiwa PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) tahun 1969 yang dilaksanakan tidak sebagaimana mestinya.
Ketidakpuasan masyarakat Papua terhadap pemerintah juga terjadi atas kesenjangan pembangunan yang ada di daerah mereka. Kekurangan sarana transportasi, informasi dan komunikasi menjadikan daerah-daerah di Papua jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Nusantara lainnya. Pendidikan dan kesehatan di daerah pedalaman juga masih sangat kurang.
Pembangunan yang dilakukan selanjutnya terkonsentrasi pada kota-kota besar dan kota yang dikembangkan oleh perusahaan asing maupun pemerintah untuk industri. Salah satunya yang terjadi di lokasi PT. Freeport Indonesia. Sekarang hampir seluruh masyarakat mengetahui keuntungan bernilai triliunan dollar yang ada di perusahaan ini. Ironisnya, masyarakat Papua sebagai pemilik tanah dan kekayaan sumber daya alam tersebut tidak bisa menikmatinya sedikitpun.
Sedangkan faktor internal lainnya mengenai permasalahan degradasi kebudayaan yang terjadi di era globalisasi ini saya rasa ada di pemahaman ideologi pada tiap-tiap warga negara. Seni dan budaya bangsa yang mengajarkan tentang keindahan dan kearifan hidup seharusnya bisa dipelihara dengan baik. Setiap warga negara harus memiliki apresiasi yang tinggi terhadap budaya lokal. Dengan demikian, secara tidak langsung budaya tersebut akan selalu subur dan kita tidak perlu khawatir terhadap negara lain yang tiba-tiba ingin mengakui kebudayaan kita.
Merupakan sebuah hal yang disayangkan ketika kita sendiri tidak bisa memelihara kebudayaan lokal. Budaya dan kesenian tersebut hampir terlupakan, kemudian muncul pihak lain yang memelihara kesenian tersebut dan kemudian mengakui bahwa itu adalah kebudayaan mereka. Setelah hal itu terjadi, kita baru merasa tidak terima dan berteriak mencerca perbuatan negara lain yang mengambil budaya kita. Siapa yang salah dalam hal ini?
Perbatasan Indonesia-Malaysia yang sampai saat ini masih hangat diperbincangkan juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dulu pada masa pemerintahan Presiden Suharto, Malaysia tidak berani memasuki wilayah Indonesia seperti saat ini. Karena pada saat itu Indonesia dikenal dengan rezim militer yang kuat dibawah komando Presiden Suharto. Namun beberapa tahun terakhir, pemerintah dianggap tidak tegas dalam memutuskan perkara dan sengketa dengan Malaysia. Hasilnya, beberapa wilayah telah lepas dari NKRI dan warga Malaysia seenaknya saja melanggar batas wilayah negara Indonesia.
Memang, kestabilan politik suatu negara berkembang seperti Indonesia ini tidak bisa dicapai secara instan. Seperti yang dikemukakan oleh Ali Moertopo (1973:30), Political and social development is relatively not so easy as economic development if one speaks in terms of techniques, and if economic development is seen as an independent subject. Namun pemerintah sekarang harus bisa mencari cara untuk mewujudkan stabilitas Nasional dan kedaulatan negara yang kondusif bagi seluruh masyarakat. Baik hubungannya dengan masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
Daftar Pustaka
Anonim. Halloween vs Sumpah Pemuda. Selasa, 1 November 2011 pukul 04.08 WIB. Terarsip dalam http://www.surabayapagi.com/index.php? 3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962ce163c0e6a53ecd7cc7a6ff0f7a413c7
Bandoro, Bantarto. 2005. Perspektif Baru Keamanan Nasional. Yogyakarta : Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Huber, Judge. 1928. Island of Palmas Case 2 R.I.A.A 829. Dalam Rebecca M.M. Wallace. Hukum Internasional. Semarang: IKIP Semarang Press. Hlm 64-65.
Ismoko, Widjaya. Senin, 16 Agustus 2010, 08:03 WIB. Terarsip di http://nasional.vivanews.com/news/read/171247-saling-tangkap-indonesia-malaysia
Khaerudin dan Robert Adhi Ksp. Di Amerika Saja Diadukan, Masa di Indonesia Dilindungi. Sabtu, 5 November 2011 pukul 14:47 WIB. Terarsip di http://nasional.kompas.com/read/2011/11/05/14472574/Di.Amerika.Saja.Diadukan.Masa.di.Indonesia.Freeport.Dilindungi.
Kristanti, Elin Yunita dan Nur Eka Sukmawati. Senin, 10 Oktober 2011, 19:08 WIB. Terarsip di http://nasional.vivanews.com/news/read/254301-komisi-i--titik-mana-yang-dicaplok-malaysia-
Murtopo, Ali. 1973. Dalam The World of Strategy and The Foreign Policy of Nations. Yayasan Proklamasi. Hlm 30.
Nasution, Abdul Haris. 1964. Pokok-Pokok Gerilya dan Pertahan Republik Indonesia di masa yang lalu dan yang akan datang. Jakarta: PT Pembimbing massa.
Pimpinan Gereja Katolik di Papua. Gambaran permasalahan di Papua. Dalam PERTEMUAN DENGAN PRESIDEN R.I. Jayapura, 27 Juni 2000.
Prasetyo, Erwin Edhi dan Nasru Alam Aziz. Masalah Papua Berakar dari Pengalaman Traumatis. Rabu, 2 November 2011 pukul 20.06 WIB. Terarsip dalam http://nasional.kompas.com/read/2011/11/02/20065792/Masalah.Papua. Berakar.dari.Pengalaman.Traumatis
Soltau, Roger F. 1961. An Introduction to Politics (hlm 4). Dalam Miriam Budiarjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Suprapto, Hadi. Minggu, 19 April 2009 pukul 19:54 WIB. Terarsip di http://bisnis.vivanews.com/news/read/50621-cadangan_minyak_besar_ditemukan_di_ambalat
Suryohadiprojo, Sayidiman. 2005. Si Vis Pacem Para Bellum; Membangun Pertahanan Negara yang Modern dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rafli Hasan 12 September 2011 | 14:21. Pasific Island Forum 2011, Langkah Awal Internasionalisasi Masalah Papua?. http://politik.kompasiana.com/2011/09/12 /pacific-island-forum-2011-langkah-awal-internasionalisasi-masalah-papua/
Wibowo, Nailul Umam. Kurikulum Pendidikan Seks. 26 Januari 2004. Terarsip dalam http://re-searchengines.com/nailulwibowo2.html.
Yasin, Ali Nur dan Sorta Tobing. Cadangan Minyak dan Gas Ambalat Sangat Besar. Selasa, 02 Juni 2009 pukul 08:10 WIB. Terarsip dalam http://www.tempo.co/hg/bisnis/2009/06/02/brk,20090602-179337,id.html
Diunduh dari http://www.ptfi.com/about/history.asp diunduh pada 5 November 2011 pukul 21.21.
Diunduh dari http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file= article&sid=3362. Diunduh pada 6 November 2011 jam 00.21.


[1] Roger F. Soltau. An Introduction to Politics. (London : Longmasns, 1961). Hal.4. dalam Miriam Budiarjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal.17
[2] Miriam Budiarjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Puastaka Utama. Hal 54.
[3] Judge Huber. 1928. Island of Palmas Case 2. R.I.A.A 829. Dalam Rebecca M.M. Wallace. 1986. Hukum Internasional. London : Sweet and Maxwell Limited. Hal 64-65
[4] Dalam Nailul Umam Wibowo S PdI. Kurikulum Pendidikan Seks. http://re-searchengines.com/nailulwibowo2 .html
[5] Halloween vs Sumpah Pemuda. http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962ce163c0e6a53ecd7cc7a6ff0f7a413c7
[6] Erwin Edhi Prasetyo, Nasru Alam Aziz. Masalah Papua Berakar dari Pengalaman Traumatis. http://nasional.kompas.com/read/2011/11/02/20065792/Masalah.Papua.Berakar.dari.Pengalaman.Traumatis
[7] Data dari website resmi PT. Freeport Indonesia http://www.ptfi.com/about/history.asp
[8] Khaerudin dan Robert Adhi Ksp. 5 November 2011. Di Amerika Saja Diadukan, Masa di Indonesia Dilindungi. http://nasional.kompas.com/read/2011/11/05/14472574/ Di.Amerika.Saja.Diadukan.Masa.di. Indonesia.Freeport.Dilindungi.
[9] Rafli Hasan. 12 September 2011. Pasific Island Forum 2011, Langkah Awal Internasionalisasi Masalah Papua?. http://politik.kompasiana.com/2011/09/12/pacific-island-forum-2011-langkah-awal-internasionalisasi-masalah-papua/.
[10] Sayidiman Suryohadiprojo. 2005. Si Vis Pacem Para Bellum ; Membangun Pertahanan Negara yang Modern dan Efektif. Jakarta : Gramedia. Hal. 19.
[11] Sumber : Tempo.co.id dalam website resmi Departemen Pertahanan Keamanan http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=3362
[12] Menurut ahli geologi dari lembaga konsultan Exploration Think Tank Indonesia (ETTI), Andang Bachtiar dalam http://www.tempo.co/hg/bisnis/2009/06/02/brk,20090602-179337,id.html
[13] Abdul Haris Nasution. 1964. Pokok-Pokok Gerilya dan Pertahan Republik Indonesia di masa yang lalu dan yang akan datang. Jakarta: PT Pembimbing massa. Hal. 72