Jumat, 13 September 2013

Shocking Trip #1

Cerita ini diawali dari letihnya jiwa dan raga setelah pulang kuliah sore itu....
                Hari selasa, 23 April 2013 + pukul 16.30.. Sebenernya kuliah pagi doang, jam 07.00 – 09.30, tapi entah kenapa baru pulang sesore itu. Capek, baru aja duduk nempelin pantat dan buka Twitter. Tiba-tiba di homepage ada tweet semacam ini :

Kemudian aku terkejut.....
                Singkat cerita, aku langsung booking tiket itu, dengan pertimbangan bahwa aku sama Ijah (bukan nama sebenarnya, nama aslinya Oryza Safitri) sudah merencanakan ke Bali dan belum terlaksana. Nah, mbak Iyank (sepertinya) dengan senang hati juga ngasih tiket itu ke aku, tanpa minta imbalan apapun. Baek banget lah emang :”
                Setelah aku menghubungi Ijah, dia juga bergembira dan mengiyakan liburan dadakan kami itu. IYALAH DADAKAN! Nerima tiket hari Selasa malem, tiket berengkat Kamis pagi. Kurang dadakan nggak? Masalah baru muncul, satu tiket lagi untuk cowok dan temenku yang tadinya mengiyakan tiba-tiba nggak jadi. Nah kita berdua bingung deh nyari cowok satu buat nemenin aku berangkat (karena Ijah berangkatnya mau nyusul aja malem karena siangnya dia masih ujian). Singkat cerita, kita udah dapet temen (temennya Ijah yang aku udah kenal lama juga, dan kebetulan temennya kakakku) namanya mas Bagus, Kresno Bagus J
                Hari Rabu siang aku ketemu mbak Iyank dan ngambil tiket berserta 3 KTP (yang satu fotocopyan). Nah kita sempet agak ragu gitu make KTP fotocopy, tapi yaudah lah coba aja dulu. Kemudian kita ngobrol-ngobrol via whatsapp buat ngrembug hotel, tempat tujuan dan lain-lain. Dan hasilnyaa.........tidak ada :B Tapi yaa kita udah punya beberapa referensi hotel murah buat nginep. Maklum, kantong cekak.
                Menjalani aktifitas hari rabu yang masih super padet, sampe malem packing dan tidur karena kita dapet flight jam 06.00. Kamis pagi, 25 April 2013 aku berangkat ke bandara jam.....lupa deh, pagi pokoknya. Disana ketemu sama mas Bagus, dan aku disuruh check-in tiket sendiri, takut kalo yang cowok ditanya-tanyain. Nah, disini kita lolos :D Terbanglah kami ke pulau Bali menaiki pesawat Air As*ia........
                Pukul 06.35 aku dan mas Bagus sampe di Bali, trus pas kita keluar, kita ditawarin bapak-bapak taksi. Tujuan kami adalah ke daerah Kuta, tepatnya di Poppies Lane 2, dan mereka menawarkan harga yang beragam, mulai dari 70 ribu, sampai ada yang nawarin 90 ribu!! Dengan kemampuan sok cuek yang luar biasa dari mas Bagus, kami nggak naik taksi-taksi itu. Tapi akhirnya kita naik taksi juga sihhh (lahhhh), tapi yang di deket parkiran bandara (bukan yang di dalem) dengan harga 50 ribu rupiah. Rata-rata tarif taksi (dari atau menuju) bandara emang segitu, bahkan kalau pesen di counter taksinya, harganya 60 ribu.
                Setelah deal sama bapak taksinya, kami langsung naik kendaraannya (bukan taksi resmi, mobilnya APV gitu) menuju Poppies Lane 2. Bapak-bapak supir yang mengaku asli Jawa timur itu memberi beberapa tips dalam menentukan hotel, dan dia juga memberikan rekomendasi beberapa hotel yang murah (entah memang sudah diplot semacam itu atau memang sekedar memberi nasihat). Tapi kami sudah menentukan bahwa kami akan ke hotel Palm Garden Taman Nyiur.
                Sampai disana, kami booking kamar untuk 1 malam saja, jaga-jaga kalau tempatnya kurang nyaman, ataupun mendapatkan hotel yang lebih nyaman lagi. Hotel di Poppies Lane 2 rata-rata harganya sama, dengan fasilitas yang sama. Tapi kebetulan hotel tempat kami menginap ada TV-nya, karena hotel lain tidak banyak yang memiliki fasilitas televisi dengan harga segitu. Harga per-malam 150.000 untuk twin bed ataupun double bed. Tapi menurutku tempatnya cukup nyaman, ada kasur yang empuk dan bersih, televisi, fan, dan kamar mandi dalam. Cukup J So, let’s start this #shockingtrip \m/
Day 1
                Sampai di hotel dan booking, kami (aku dan mas Bagus) makan di McD. Setelah makan, kami melakukan hal yang paling bermanfaat bagi kehidupan, yaitu.....tidur siang! (ehm maaf, beda kamar). Trus bangun ketika udah bosen tidur (*lahh). Trus kami berencana (setelah tidur tentunya) untuk makan malam dan jalan-jalan mencari alternatif hotel lain. Malemnya kami makan di KFC (yang jelas harganya), trus jalan-jalan di sepanjang jalan dan nanya-nanya hotel lain. Kebanyakan sih sama, malah nggak ada TVnya itu.. Yaudah, kami memutuskan akan tinggal di hotel sampai akhir waktu perjalanan kami.
                Malamnya, sekitar jam 22.30 waktu setempat aku dan mas Bagus nyari taksi buat jemput Ijah (bukan nama sebenarnya, tapi panggilannya emang itu sih) di bandara. Setelah tawar-menawar, bapak sopir taksi setuju untuk menggunakan tarif argo ke bandara sampai pulang ke hotel lagi. Trus jemput Ijah ke bandara, pulang, dengan ongkos 50.000 (udah berangkat-pulang). Setelah menentukan objek yang akan kami kunjungi esok, kami tidur. Berakhirlah petualangan hari pertama.

Day 2
                Jum’at, 26 April 2013 kami bangun sekitar jam setengah 7 waktu setempat. Setelah mandi dan bersiap-siap, kami sarapan roti+telur di hotel. Rencana kami hari ini adalah ke Garuda Wishnu Kencana (GWK) – Pantai Dreamland – Pantai Padang-padang dan Uluwatu. Untuk mencapai semua objek tersebut, kami bertiga menyewa 2 sepeda motor seharga @50.000, kebetulan rental motornya berada di depan hotel. Sekitar pukul 09.00 WITA, kami memulai perjalanan.
Ngeeeeeeengggg..............
                Bagaimana kami bisa sampai di GWK? Jaman secanggih ini, kami menggunakan GPS. Nyasar sempet sihh, manusiawi J Di GWK ngapain?? Ya jalan-jalan laaaah..


                Setelah puas keliling dan foto-foto, kami mampir beli minum di tempat makan di dalam kompleks GWK. Pelayannya kebanyakan berlogat Sunda, sampai hampir salah mau pesen burjo sama nasi telor (red: -____-). Sambil menunggu mas Bagus sholat Jum’at, aku sama Ijah makan eskrim. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Dreamland. Nah, disini kami menemukan sedikit kendala karena GPS tidak memberikan arahan yang pasti menuju tempat tersebut. Akhirnya, kami memutuskan untuk makan siang di Soto Gebrak sambil tanya-tanya jalan menuju Dreamland.
                Ternyata Pantai Dreamland berada di kompleks perumahan elite yang sedang dalam tahap pembangunan. Jalan dan rumput-rumput taman sepanjang jalan sudah tertata rapi, namun bangunan dan huniannya belum begitu banyak yang rampung. Sampai di pantai, ternyata (maaf) tidak seindah bayanganku..........


                Kami hanya sebentar di pantai Dreamland, kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai Padang-padang. Pantai ini aksesnya lebih mudah daripada Dreamland karena berada di tepi jalan raya. Untuk sampai ke pantai, kami berjalan melalui tangga yang membelah batuan, keren. Tapi di pantai ini kami juga tidak lama, karena kami mengejar sunset di Uluwatu. Setelah foto-foto kami melanjutkan perjalanan ke Uluwatu. Lokasinya lumayan jauh dari pantai Padang-padang, tapi tidak sejauh kalau anda dari Kuta (ya iyalaaah). Dengan kontur jalan yang agak berkelok-kelok dan sedikit naik turun, diperlukan kewaspadaan yang lebih disini.
                Kami sampai di Uluwatu sekitar pukul 17.00 (sunset di Bali lebih malam daripada di Jogja). Memasuki kompleks Pura Uluwatu, pengunjung membayar tiket masuk sebesar 15.000 rupiah. Sebenarnya disana juga terdapat pertunjukan tari Kecak, namun pengunjung harus membayar tiket pertunjukan sebesar 70.000 rupiah per orang. Karena ini baru hari pertama, dan kami semua pernah menonton pertunjukan tari Kecak sebelumnya, jadi kami memutuskan untuk sekedar menikmati senja di Uluwatu. Me nak jub kan!


                Setelah puas menikmati sunset di Uluwatu, kami pulang. Pulang-pun masih nyasar, bro! Ngeeeeeeeeng...... motor mas bagus ban-nya bochor bochor gitu, untung pas berhenti pas di depan tukang ban. Alhamdulillah... Singkat cerita, setelah bermacet-macet lama di By Pass I Gusti Ngurah Rai, dan nyenggol-nyenggol motor orang, kami sampai di hotel dan terkapar. Sampai-sampai mau cari makan keluar aja udah nggak sanggup. Akhirnya kami delivery (lagi-lagi) KFC.

Day 3
                Pagi harinya, hampir semua dari kami bangun kesiangan, yaitu jam 08.00. setelah mandi dengan malas, kami sarapan dengan malas, dan semangat lagi mengingat kami akan bermain air di Tanjung Benoa. Setelah bersiap-siap, kami menuju Tanjung Benoa yang nun jauh di timur selatan sana. Setelah GPS membuat kami tersesat masuk gang untuk yang kesekian kalinya (melewati jalan setapak pinggir laut yang indaaaaah banget!), kami sampai di Tanjung Benoa dan ditemui oleh orang-yang-menawarkan-paket-permainan-air. Singkat cerita, kami memilih untuk diving (keputusan diambil setelah perdebatan alot mengenai harga antara Ijah dan mas-mas). Biaya diving  per orang 300.000 rupiah, ditambah foto underwater (setelah tawar-menawar yang lamaaaaa) 210.000 untuk 3 orang.
                Sekedar saran pribadi, aku tidak merekomendaskan untuk diving ataupun snorkeling disini. Karena air lautnya sudah sangat keruh, dan terumbu karang dan ikannya hanya sedikit dan tidak terlalu menarik. Dengan harga segitu, agak rugi juga sih.. Tapi nggak papa kalau kamu diver pemula, itung-itung buat latihan J Kalau mau, dari Tanjung Benoa bisa ambil paket diving atau snorkeling ke dekat pulau Penyu. Disana pemandangan bawah airnya (katanya) bagus. Tapi yaa nambah lagi bayarnya...
                Setelah dari Tanjung Benoa, kami membelah Bali dari sisi Barat menuju Timur yaitu ke Tanah Lot. Sejujurnya rutenya memang cukup jauh. Suasana disini cukup ramai dipadati baik turis lokal maupun bule. Namun sayang, sore itu kami tidak menemukan pemandangan yang cukup bagus karena mendung menggantung di langit Tanah Lot. Dengan berat hati, kami memutuskan untuk pulang saja.

Day 4
                Hari terakhir kami gunakan untuk pergi ke pasar Sukowati dan membeli oleh-oleh lainnya. Pasar Sukowati terletak di Jalan Raya Batu Bulan, cukup jauh dari Kuta. Disana tersedia oleh-oleh berupa kaos-kaos, baju, daster, lukisan dan pernak-pernik dengan harga yang relatif murah dan masih bisa ditawar.
                Jangan tanyakan apa saja yang kami lakukan di malam hari selama disini. Kami hanya jalan-jalan di Legian, nyari makan, kemudian tidur tidak lebih dari jam 22.00. Sekian.

Last Day.....
Senin pagi...........
                Bangun sebelum pukul 03.00 dini hari, mandi dan siap-siap berangkat ke bandara. Nyari taksi dan lalalalaaaa cuss ke bandara Ngurah Rai jam 04.00an. Kami mendapat flight pertama hari itu, yaitu sekitar pukul 06.00 WITA (atau kurang). Dan mulailah kesialan kami hari ini.....
                Sewaktu check-in, petugas di counter check-in nyuruh Mas Bagus buat ke counter Air As*ia (karena waktu itu yang check in Ijah) karena tidak membawa KTP asli. Dengan muka ngantuk dia dateng ke counter. Kemudian dia lupa tanda-tangan atas nama KTP yang dia pinjem. Dengan kemampuan mlipirnya yang amat sangat luar biasa, maka mlipirlah dia ke tempat duduk di ruang tunggu dan menghafalkan tanda tangan beserta isi KTP tersebut. Ijah si tukang tipu bilang ke mbak-mbak counter yang nanyain mas Bagus tadi kalo mas Bagus masih drunk. Sambil berpura-pura hangover, mas Bagus (yang udah ngapalin isi KTPnya) balik lagi ke counter. Trus ditanyain tralala trilili sama petugas counternya. Dan singkat cerita, dia lolos!
                Lalalalaaa~ masuklah kami ke ruang tunggu gate terminal dan menunggu pesawat. Ketika terdengar panggilan, kami mengantre untuk masuk pesawat dengan tenangnya. Dan ternyata.......ada pemeriksaan tiket beserta ID-nya LAGI !!! Jadilah di depan gate kami mengantre untuk diperiksa. Dan apa yang terjadi sodara-sodara......... aku ketahuan -____- Berikut kutipan percakapan aku dengan mas mas penjaga gate:
Pak petugas       : *ngliatin foto KTP, berganti ngliatin muka aku, nglatin KTP lagi, ngliat aku lagi*
Nina       : *sok cool*
Pak petugas : “Hmm maaf mbak, nama lengkapnya siapa?”
Nina : “Ummi Hadiba Ciptasari, pak” *masih kalem*
Pak petugas : “Coba mbak, tanda tangan disini” *bawa kertas*
Nina : *modar we!* “Oke pak, tapi tanda tangannya udah beda sama yang di KTP” *maktratap soalnya lupa*
Pak petugas : “Loh kok bisa mbak? Emang ini KTPnya bikinnya kapan?”
Nina : “Yaa kan udah lama, pak. Waktu SMA”
Pak petugas : “Ohh yayaaa.. Kalau tanggal lahirnya kapan mbak? Kalo tanggal lahir sendiri yaa nggak mungkin lupa kan yaa, mbak?”
Nina : *kringetan* “Januari 1994, pak” *lupa tanggalnya*
Pak petugas : “Ini bukan ID-nya mbaknya, ya?” *tersenyum penuh kemenangan*
Nina : *misuh-misuh dalam hati* “He he he iya, pak.......”
Pak petugas : “Saya boleh pinjem ID mbaknya yang asli? Silahkan tunggu dulu di tempat duduk”
*mas Bagus yang ngantre di belakangku masih bisa-bisanya mlipir (LAGI)!!*

                Kemudian antrean selanjutnya ID-nya udah nggak diperiksa lagi, dan mas Bagus lolos dengan mulusnya........... Ijah dan mas Bagus naik pesawat dan balik duluan ke Jogja. Aku masih di ruang tunggu depan gate, mimblik mimblik sendirian gara-gara petugas rese itu. Dipanggilin security pula! Duh malunyaaaa! Untung udah sepi. Dan ternyata security bandara bertampang seram dan berbadan besar itu baeeeek banget dan ramah. Nggak kayak petugas dari Air As*ia yang sengaknya setengah hidup itu, huft! Trus gimana cara balik ke Jogja? Yaa beli tiket lagi, tapi Lion Air (yang paling  murah) dan nunggu banget sendirian di bandara sampai jam 11.00 WITA. Selamat!