Sore hari di jalan sekitar kantor rektorat UGM, sedikit sinar matahari,
ditambah sedikit rintik hujan, ditemani nyala lampu taman. Manis
Jalan kaki santai sendiri di sepanjang trotoar lembah UGM sampai fisipol,
pagi hari, cozzy music dengan Maroon 5 – Sunday Morning. Tentram
Kala senja di pelataran McD Sudirman, dengan cola float, bersama
banjirnya curahan hati. Langit ungu keemasan, awan terlihat meliuk atraktif
menutupi bias sinar matahari yang hampir tenggelam. Indah
Bercengkrama dengan laptop, sendiri, stalking update dan menyelam ke
dunia maya. Hedon dengan menghidangkan segelas kopi atau coklat di pojok cafe
mahal itu. Tenang
Menghabiskan beberapa jam diatas motor mengelilingi kota Jogja, sejak
redup matahari sampai bintang bersinar terang, mulai dari terik sampai rintik.
Kita saling bersandar, sejenak mengabaikan etika dan tatap sinis manusia lain.
Cinta
Lelah dan ingin segera sampai di rumah, tapi sepanjang jalan itu kau
genggam tanganku, ada senyum manis penuh cinta disana, lelah sirna seketika.
Rasanya tidak ingin waktu cepat berlalu, malam itu, Desember.. Melayang
Menembus hujan deras malam itu, dingin yang kemudian pergi dengan
hangatnya senyuman dan ucapan selamat malam darimu. Hangat
Berdebat tentang semua hal kecil yang baru saja dilakukan. Sampai
membuatku jengkel dengan hal-hal sepele itu. Dan kamu lakukan itu hanya
denganku. Spesial
Hubungan yang complicated, tapi kamu masih bersedia menjemputku di
shelter bus dan mengantarku pulang. Seakan hubungan pertemanan kita biasa saja,
mungkin memang biasa saja bagimu. Mengabaikan komitmen terhadap hubungan masing-masing.
Tulus
Mengambil gitar, duduk di sampingku, memainkannya dan menyanyikan lagu
sambil menatap mataku dalam dengan seutas senyum manis yang rasanya menohok
sampai ulu hati. Melting
Mengobrol di malam itu, kemudian kamu sedikit menjauh, merokok. Apa kamu
tau, aku sedang ingin berada di dekatmu? Mungkin tidak. Tapi kamu tau, aku
tidak suka asap rokok. Gentle
Di depan panggung konser malam itu, aku tau pada akhirnya kamu tidak
terlalu menikmati band kesukaanmu, karena menjagaku. Kamu berdiri di
samping-belakangku, sama sekali tidak mau menyentuhku. Seakan takut sentuhanmu
itu akan membuatku tidak nyaman. Sopan
Kamu masih berdiri di tempat yang sama. Mengamati aku yang sedang asyik
berdansa dengan suasana, masih menjagaku. Dan ketika suasana mulai tak
terkendali, tepat di sebelah kiriku, kamu memelukku. Menarikku dari kerumunan
kacau itu, dan masih memelukku, seakan tidak ada yang boleh mengenaiku
sedikitpun. Lalu meminta maaf atas perlindungan yang kamu lakukan tadi. Hmm..
Tahu semua kesukaanku, dan apa yang aku inginkan tanpa aku harus bicara.
Susu coklat tanpa gula, pantai. Sesuatu...
*it's about all the things I've do with him and him and him and they and myself :)*
nih tak koment :p
BalasHapusnina lagi ksbb. Kelingan Sing mBiyen-mBiyen haha
asem yo ojo ngetok2i banget ngono lah hahaha sing kritis noohh.. mahasiswaaa !! :p
BalasHapussitik te,beberapa ora mbiyen kok, lagi wingi hahaha