Delapanbelas Mei Duaribuduabelas..
Beli tiket udah dari (hampir)
sebulan sebelumnya. Hehehe. Nggak lebay juga kaaan? Soalnya hmm ya saya emang
suka banget bangeeeet sama satu band ini :D Nhaaaah, tiket pre-sale seharga 40 ribu sudah di tangan. Sedikit
lega.. Saya beli 2 tiket. Nonton dengan siapa?? Temen dong. Cewek. Miris..
Hahahaaa
Denger-denger sih temen-temen
juga ada yang nonton. Banyak kakak kelas juga. Lumayaaan lah yaa cuci mata
dikit hehe. Hari demi hari berganti.. Mulai mendekati 18 Mei. Dan semakin
mendekati hari H, pekerjaan saya semakin banyak. Ternyata penukaran tiket
dibuka tanggal 18 juga. Matilah saya hampir tidak punya waktu selo untuk
ngantri siang itu. Baiknya, ada temen saya namanya Alim (yang tadinya mau
ngajak barengan ngantri) mau ngantriin penukaran tiket buat saya.
TAPI, ternyata harus bawa ID atas
nama yang beli tiket itu. Nhaaaah repot juga kaaan.. Akhirnya saya sendiri
harus datang kesana dan menggantikan antrian *ehem* temen saya (bukan Alim)
yang sudah berbaik hati mengantrikan tempat untuk saya (walaupun masih di
belakang -___-). Tapi yaa baiklah, tidak apa-apa.
Saat itu waktu menunjukkan hampir
pukul 3 sore. NAH saya ada kumpul persiapan lomba buat besok pagi. Bingung deh..
Kemudian muncullah sesosok makhluk cantik bernama Pepen. Jadinya nitip ke dia
deh J
Ngeeeeeeng buru-buru balik ke
tempat futsal. Selesai rapat, pulang sekitar jam 5 sampai rumah dengan kepala
yang beeeerat banget gara-gara flu dan migrain yang nggak tepat banget di
saat-saat genting seperti ini. Mandi dandan blabla blaaaa.. Janjian sama Rifka,
harusnya sekitar jam setengah 7 aku udah berangkat jemput dia. Tapi Tuhan
berkehendak lain :’)
Mencari kunci motor yang nggak
ketemu-ketemu, dengan keburu-buru karena petir disko di luar sana dengan
semilir angin yang agak nggak nyantai. Takut kehujanan di jalan, nggak cantik
banget kan nanti jadinya? Hmm.. Ketika kunci motor belum ditemukan, hujan turun
dengan lebatnya :’) Singkat cerita, mbak Pepen dengan baik hati menjemput kami.
Akhirnya kami (Pepen, mas Pret, aku, Rifka, Ipeh dan Alim) bergerak ke Grand
Pasific. Ngeeeeng...
Oh iya, sebelumnya saya sudah
mengingatkan Pepen (karena dia memang paaarah pelupanya) “Fenn, tiketnya nggak
ketinggalan kan?”. “hahahaha....” (aku lupa dia jawab apa, intinya dia nggak
lupa). Namun apa yang terjadi ketika kami tiba di Grand Pasific pukul 20.00
(ini udah telat setengah jam)?!?? Di depan pintu, Pepen panik ngubek-ubek
tasnya. Dan ternyata TIKETNYA KETINGGALAN, SODARA SODARAAA !!
Dyaaaaaarr !! Saya tau sihh,
mukanya Pepen udah nggak enak banget kayaknya. Sama saya terutama hehe. Yaa karena
biasanya saya sering ngambek dengan hal-hal yang menyebalkan semacam ini. Tapi entah
kenapa waktu itu saya santai-santai saja. Yaudah deh kita pulang lagi, menuju
Perumahan Wirosaban Barat nun jauh di selatan sana.
Untung yang nyetir mas Pret. Nggak
ngebayangin deh kalau Pepen yang nyetir di saat-saat kayak gini. Kesetanan mungkin
jadinya nanti. Nah, kita pulang dan balik lagi ke Grand Pasific itu udah
sekitar jam 21.00. Disana juga udah ada Fafa yang menanti kedatangan kami
karena tiketnya juga ada di tangan Pepen. Finally,
masuklah kami semua ke dalam hingar bingar perayaan hari jadi Sheila On 7
ke 16 itu. Nggak papa lah yaa, telat 1,5 jam hahaha
KEREN !! Closing dengan Melompat Lebih Tinggi, Om Duta ganteng dan kawan-kawan menutup konser 3 jam malam itu dengan semarak. Tapiii, ternyata ditambah lagi dengan a sweet song, Sebuah Kisah Klasik. Whatta sweet night..
Bersenang-senanglah..
Karena waktu ini akan kita rindukan di hari nanti
Sebuah kisah klasik untuk masa depan
Tapi nggak tau kenapa,
rasanya saya kurang menikmati konser ini. Kurang excited gitu. Nggak tau karena kecapekan, gara-gara migrain ini atau kenapa. Enggak jingkrak-jingkrak kayak biasanya. Tapi
tetep keren banget kok :D Tunggu aja lah next
concertnya..
Satu lagu yang hmmmmmmm, Terimakasih Bijaksana :’)
Percaya apapun yang akan terjadi nanti
Kau tetap pesona rahasia di lagu ini
Tak peduli berapakah berat badanmu nanti
Kau tetap yang ter..muah dihati
Kuakui ku tak hanya hinggap di satu hati
Kutakuti ku terlalu liar tuk dimiliki
Walau begitu semua hanya persinggahan ego ku
Sifatmu tlah merobohkan aku
Kau tetap pesona rahasia di lagu ini
Tak peduli berapakah berat badanmu nanti
Kau tetap yang ter..muah dihati
Kuakui ku tak hanya hinggap di satu hati
Kutakuti ku terlalu liar tuk dimiliki
Walau begitu semua hanya persinggahan ego ku
Sifatmu tlah merobohkan aku
Dan
waktupun terus berlari
Dan akupun semakin mengerti
Apa yang akan ku hadapi
Apa yang akan aku cari
Aku tuliskan lagu sederhana
Untuk dirimu yang sangat bijaksana
Memahamiku, dan mencintaiku
Apa adanya....
Apa adanya
Aku goreskan lirik sederhana
Dan akupun semakin mengerti
Apa yang akan ku hadapi
Apa yang akan aku cari
Aku tuliskan lagu sederhana
Untuk dirimu yang sangat bijaksana
Memahamiku, dan mencintaiku
Apa adanya....
Apa adanya
Aku goreskan lirik sederhana
Untuk dirimu yang sangat bijaksana
Memahamiku dan mencintaiku
apa adanya....
apa adanya....
Memahamiku dan mencintaiku
apa adanya....
apa adanya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar