Cerita ini diawali dari letihnya
jiwa dan raga setelah pulang kuliah sore itu....
Hari
selasa, 23 April 2013 + pukul 16.30.. Sebenernya kuliah pagi doang, jam
07.00 – 09.30, tapi entah kenapa baru pulang sesore itu. Capek, baru aja duduk
nempelin pantat dan buka Twitter. Tiba-tiba di homepage ada tweet semacam
ini :
Kemudian aku terkejut.....
Singkat
cerita, aku langsung booking tiket
itu, dengan pertimbangan bahwa aku sama Ijah (bukan nama sebenarnya, nama
aslinya Oryza Safitri) sudah merencanakan ke Bali dan belum terlaksana. Nah,
mbak Iyank (sepertinya) dengan senang hati juga ngasih tiket itu ke aku, tanpa
minta imbalan apapun. Baek banget lah emang :”
Setelah
aku menghubungi Ijah, dia juga bergembira dan mengiyakan liburan dadakan kami
itu. IYALAH DADAKAN! Nerima tiket hari Selasa malem, tiket berengkat Kamis
pagi. Kurang dadakan nggak? Masalah baru muncul, satu tiket lagi untuk cowok
dan temenku yang tadinya mengiyakan tiba-tiba nggak jadi. Nah kita berdua
bingung deh nyari cowok satu buat nemenin aku berangkat (karena Ijah
berangkatnya mau nyusul aja malem karena siangnya dia masih ujian). Singkat
cerita, kita udah dapet temen (temennya Ijah yang aku udah kenal lama juga, dan
kebetulan temennya kakakku) namanya mas Bagus, Kresno Bagus J
Hari
Rabu siang aku ketemu mbak Iyank dan ngambil tiket berserta 3 KTP (yang satu fotocopyan). Nah kita sempet agak ragu gitu
make KTP fotocopy, tapi yaudah lah
coba aja dulu. Kemudian kita ngobrol-ngobrol via whatsapp buat ngrembug hotel, tempat tujuan dan
lain-lain. Dan hasilnyaa.........tidak ada :B Tapi yaa kita udah punya beberapa
referensi hotel murah buat nginep. Maklum, kantong cekak.
Menjalani
aktifitas hari rabu yang masih super padet, sampe malem packing dan tidur karena kita dapet flight jam 06.00. Kamis pagi, 25 April 2013 aku berangkat ke
bandara jam.....lupa deh, pagi pokoknya. Disana ketemu sama mas Bagus, dan aku
disuruh check-in tiket sendiri, takut
kalo yang cowok ditanya-tanyain. Nah, disini kita lolos :D Terbanglah kami ke
pulau Bali menaiki pesawat Air As*ia........
Pukul
06.35 aku dan mas Bagus sampe di Bali, trus pas kita keluar, kita ditawarin
bapak-bapak taksi. Tujuan kami adalah ke daerah Kuta, tepatnya di Poppies Lane
2, dan mereka menawarkan harga yang beragam, mulai dari 70 ribu, sampai ada
yang nawarin 90 ribu!! Dengan kemampuan sok cuek yang luar biasa dari mas
Bagus, kami nggak naik taksi-taksi itu. Tapi akhirnya kita naik taksi juga
sihhh (lahhhh), tapi yang di deket parkiran bandara (bukan yang di dalem)
dengan harga 50 ribu rupiah. Rata-rata tarif taksi (dari atau menuju) bandara
emang segitu, bahkan kalau pesen di counter
taksinya, harganya 60 ribu.
Setelah
deal sama bapak taksinya, kami
langsung naik kendaraannya (bukan taksi resmi, mobilnya APV gitu) menuju
Poppies Lane 2. Bapak-bapak supir yang mengaku asli Jawa timur itu memberi
beberapa tips dalam menentukan hotel, dan dia juga memberikan rekomendasi
beberapa hotel yang murah (entah memang sudah diplot semacam itu atau memang
sekedar memberi nasihat). Tapi kami sudah menentukan bahwa kami akan ke hotel
Palm Garden Taman Nyiur.
Sampai
disana, kami booking kamar untuk 1
malam saja, jaga-jaga kalau tempatnya kurang nyaman, ataupun mendapatkan hotel
yang lebih nyaman lagi. Hotel di Poppies Lane 2 rata-rata harganya sama, dengan
fasilitas yang sama. Tapi kebetulan hotel tempat kami menginap ada TV-nya,
karena hotel lain tidak banyak yang memiliki fasilitas televisi dengan harga
segitu. Harga per-malam 150.000 untuk twin bed ataupun double bed. Tapi
menurutku tempatnya cukup nyaman, ada kasur yang empuk dan bersih, televisi,
fan, dan kamar mandi dalam. Cukup J
So, let’s start this #shockingtrip \m/
Day 1
Sampai
di hotel dan booking, kami (aku dan
mas Bagus) makan di McD. Setelah makan, kami melakukan hal yang paling
bermanfaat bagi kehidupan, yaitu.....tidur siang! (ehm maaf, beda kamar). Trus
bangun ketika udah bosen tidur (*lahh). Trus kami berencana (setelah tidur
tentunya) untuk makan malam dan jalan-jalan mencari alternatif hotel lain.
Malemnya kami makan di KFC (yang jelas harganya), trus jalan-jalan di sepanjang
jalan dan nanya-nanya hotel lain. Kebanyakan sih sama, malah nggak ada TVnya
itu.. Yaudah, kami memutuskan akan tinggal di hotel sampai akhir waktu
perjalanan kami.
Malamnya,
sekitar jam 22.30 waktu setempat aku dan mas Bagus nyari taksi buat jemput Ijah
(bukan nama sebenarnya, tapi panggilannya emang itu sih) di bandara. Setelah tawar-menawar,
bapak sopir taksi setuju untuk menggunakan tarif argo ke bandara sampai pulang
ke hotel lagi. Trus jemput Ijah ke bandara, pulang, dengan ongkos 50.000 (udah
berangkat-pulang). Setelah menentukan objek yang akan kami kunjungi esok, kami
tidur. Berakhirlah petualangan hari pertama.
Day 2
Jum’at,
26 April 2013 kami bangun sekitar jam setengah 7 waktu setempat. Setelah mandi
dan bersiap-siap, kami sarapan roti+telur di hotel. Rencana kami hari ini
adalah ke Garuda Wishnu Kencana (GWK) – Pantai Dreamland – Pantai Padang-padang
dan Uluwatu. Untuk mencapai semua objek tersebut, kami bertiga menyewa 2 sepeda
motor seharga @50.000, kebetulan rental motornya berada di depan hotel. Sekitar
pukul 09.00 WITA, kami memulai perjalanan.
Ngeeeeeeengggg..............
Bagaimana
kami bisa sampai di GWK? Jaman secanggih ini, kami menggunakan GPS. Nyasar
sempet sihh, manusiawi J
Di GWK ngapain?? Ya jalan-jalan laaaah..
Setelah
puas keliling dan foto-foto, kami mampir beli minum di tempat makan di dalam
kompleks GWK. Pelayannya kebanyakan berlogat Sunda, sampai hampir salah mau
pesen burjo sama nasi telor (red: -____-). Sambil menunggu mas Bagus sholat
Jum’at, aku sama Ijah makan eskrim. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Pantai
Dreamland. Nah, disini kami menemukan sedikit kendala karena GPS tidak
memberikan arahan yang pasti menuju tempat tersebut. Akhirnya, kami memutuskan
untuk makan siang di Soto Gebrak sambil tanya-tanya jalan menuju Dreamland.
Ternyata
Pantai Dreamland berada di kompleks perumahan elite yang sedang dalam tahap
pembangunan. Jalan dan rumput-rumput taman sepanjang jalan sudah tertata rapi,
namun bangunan dan huniannya belum begitu banyak yang rampung. Sampai di
pantai, ternyata (maaf) tidak seindah bayanganku..........
Kami
hanya sebentar di pantai Dreamland, kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai
Padang-padang. Pantai ini aksesnya lebih mudah daripada Dreamland karena berada
di tepi jalan raya. Untuk sampai ke pantai, kami berjalan melalui tangga yang
membelah batuan, keren. Tapi di pantai ini kami juga tidak lama, karena kami
mengejar sunset di Uluwatu. Setelah
foto-foto kami melanjutkan perjalanan ke Uluwatu. Lokasinya lumayan jauh dari
pantai Padang-padang, tapi tidak sejauh kalau anda dari Kuta (ya iyalaaah). Dengan
kontur jalan yang agak berkelok-kelok dan sedikit naik turun, diperlukan
kewaspadaan yang lebih disini.
Kami
sampai di Uluwatu sekitar pukul 17.00 (sunset
di Bali lebih malam daripada di Jogja). Memasuki kompleks Pura Uluwatu,
pengunjung membayar tiket masuk sebesar 15.000 rupiah. Sebenarnya disana juga
terdapat pertunjukan tari Kecak, namun pengunjung harus membayar tiket
pertunjukan sebesar 70.000 rupiah per orang. Karena ini baru hari pertama, dan
kami semua pernah menonton pertunjukan tari Kecak sebelumnya, jadi kami
memutuskan untuk sekedar menikmati senja di Uluwatu. Me nak jub kan!
Setelah
puas menikmati sunset di Uluwatu,
kami pulang. Pulang-pun masih nyasar, bro!
Ngeeeeeeeeng...... motor mas bagus ban-nya bochor bochor gitu, untung pas
berhenti pas di depan tukang ban. Alhamdulillah... Singkat cerita, setelah
bermacet-macet lama di By Pass I Gusti Ngurah Rai, dan nyenggol-nyenggol motor
orang, kami sampai di hotel dan terkapar. Sampai-sampai mau cari makan keluar
aja udah nggak sanggup. Akhirnya kami delivery
(lagi-lagi) KFC.
Day 3
Pagi
harinya, hampir semua dari kami bangun kesiangan, yaitu jam 08.00. setelah
mandi dengan malas, kami sarapan dengan malas, dan semangat lagi mengingat kami
akan bermain air di Tanjung Benoa. Setelah bersiap-siap, kami menuju Tanjung
Benoa yang nun jauh di timur selatan sana. Setelah GPS membuat kami tersesat
masuk gang untuk yang kesekian kalinya (melewati jalan setapak pinggir laut
yang indaaaaah banget!), kami sampai di Tanjung Benoa dan ditemui oleh
orang-yang-menawarkan-paket-permainan-air. Singkat cerita, kami memilih untuk diving (keputusan diambil setelah
perdebatan alot mengenai harga antara Ijah dan mas-mas). Biaya diving per orang 300.000 rupiah, ditambah foto underwater (setelah tawar-menawar yang
lamaaaaa) 210.000 untuk 3 orang.
Sekedar
saran pribadi, aku tidak merekomendaskan untuk diving ataupun snorkeling
disini. Karena air lautnya sudah sangat keruh, dan terumbu karang dan ikannya
hanya sedikit dan tidak terlalu menarik. Dengan harga segitu, agak rugi juga
sih.. Tapi nggak papa kalau kamu diver
pemula, itung-itung buat latihan J
Kalau mau, dari Tanjung Benoa bisa ambil paket diving atau snorkeling ke
dekat pulau Penyu. Disana pemandangan bawah airnya (katanya) bagus. Tapi yaa
nambah lagi bayarnya...
Setelah
dari Tanjung Benoa, kami membelah Bali dari sisi Barat menuju Timur yaitu ke
Tanah Lot. Sejujurnya rutenya memang cukup jauh. Suasana disini cukup ramai
dipadati baik turis lokal maupun bule. Namun sayang, sore itu kami tidak
menemukan pemandangan yang cukup bagus karena mendung menggantung di langit
Tanah Lot. Dengan berat hati, kami memutuskan untuk pulang saja.
Day 4
Hari
terakhir kami gunakan untuk pergi ke pasar Sukowati dan membeli oleh-oleh
lainnya. Pasar Sukowati terletak di Jalan Raya Batu Bulan, cukup jauh dari Kuta.
Disana tersedia oleh-oleh berupa kaos-kaos, baju, daster, lukisan dan pernak-pernik
dengan harga yang relatif murah dan masih bisa ditawar.
Jangan
tanyakan apa saja yang kami lakukan di malam hari selama disini. Kami hanya
jalan-jalan di Legian, nyari makan, kemudian tidur tidak lebih dari jam 22.00.
Sekian.
Last Day.....
Senin pagi...........
Bangun
sebelum pukul 03.00 dini hari, mandi dan siap-siap berangkat ke bandara. Nyari
taksi dan lalalalaaaa cuss ke bandara Ngurah Rai jam 04.00an. Kami mendapat flight pertama hari itu, yaitu sekitar
pukul 06.00 WITA (atau kurang). Dan mulailah kesialan kami hari ini.....
Sewaktu
check-in, petugas di counter check-in nyuruh Mas Bagus buat
ke counter Air As*ia (karena waktu
itu yang check in Ijah) karena tidak
membawa KTP asli. Dengan muka ngantuk dia dateng ke counter. Kemudian dia lupa tanda-tangan atas nama KTP yang dia
pinjem. Dengan kemampuan mlipirnya yang amat sangat luar biasa, maka mlipirlah
dia ke tempat duduk di ruang tunggu dan menghafalkan tanda tangan beserta isi
KTP tersebut. Ijah si tukang tipu bilang ke mbak-mbak counter yang nanyain mas Bagus tadi kalo mas Bagus masih drunk. Sambil berpura-pura hangover, mas Bagus (yang udah ngapalin
isi KTPnya) balik lagi ke counter.
Trus ditanyain tralala trilili sama petugas counternya.
Dan singkat cerita, dia lolos!
Lalalalaaa~
masuklah kami ke ruang tunggu gate
terminal dan menunggu pesawat. Ketika terdengar panggilan, kami mengantre untuk
masuk pesawat dengan tenangnya. Dan ternyata.......ada pemeriksaan tiket
beserta ID-nya LAGI !!! Jadilah di depan gate
kami mengantre untuk diperiksa. Dan apa yang terjadi sodara-sodara.........
aku ketahuan -____- Berikut kutipan percakapan aku dengan mas mas penjaga gate:
Pak petugas : *ngliatin foto KTP, berganti ngliatin
muka aku, nglatin KTP lagi, ngliat aku lagi*
Nina : *sok cool*
Pak petugas : “Hmm maaf mbak,
nama lengkapnya siapa?”
Nina : “Ummi Hadiba Ciptasari,
pak” *masih kalem*
Pak petugas : “Coba mbak, tanda
tangan disini” *bawa kertas*
Nina : *modar we!* “Oke pak, tapi
tanda tangannya udah beda sama yang di KTP” *maktratap soalnya lupa*
Pak petugas : “Loh kok bisa mbak?
Emang ini KTPnya bikinnya kapan?”
Nina : “Yaa kan udah lama, pak.
Waktu SMA”
Pak petugas : “Ohh yayaaa.. Kalau
tanggal lahirnya kapan mbak? Kalo tanggal lahir sendiri yaa nggak mungkin lupa
kan yaa, mbak?”
Nina : *kringetan* “Januari 1994,
pak” *lupa tanggalnya*
Pak petugas : “Ini bukan ID-nya
mbaknya, ya?” *tersenyum penuh kemenangan*
Nina : *misuh-misuh dalam hati*
“He he he iya, pak.......”
Pak petugas : “Saya boleh pinjem
ID mbaknya yang asli? Silahkan tunggu dulu di tempat duduk”
*mas Bagus yang ngantre di
belakangku masih bisa-bisanya mlipir (LAGI)!!*
Kemudian
antrean selanjutnya ID-nya udah nggak diperiksa lagi, dan mas Bagus lolos
dengan mulusnya........... Ijah dan mas Bagus naik pesawat dan balik duluan ke
Jogja. Aku masih di ruang tunggu depan gate,
mimblik mimblik sendirian gara-gara petugas rese itu. Dipanggilin security pula! Duh malunyaaaa! Untung
udah sepi. Dan ternyata security bandara
bertampang seram dan berbadan besar itu baeeeek banget dan ramah. Nggak kayak
petugas dari Air As*ia yang sengaknya setengah hidup itu, huft! Trus gimana
cara balik ke Jogja? Yaa beli tiket lagi, tapi Lion Air (yang paling murah) dan nunggu banget sendirian di bandara
sampai jam 11.00 WITA. Selamat!